Translate

Kamis, 25 Juli 2013

Cerita Pendek - Cerpen

Bukan Sial Tapi Kurang Beruntung
Malu , itulah yang dirasakannya ketika Hasan tahu ada kekurangan dipagi itu pada diri temannya. Hasan tak henti terbahak-bahak tertawa melihat  wajah temannya yang berbeda dari hari-hari lainnya.
Berawal dari  Zainal seorang pria yang ganteng tidak, jelek juga tidak , pas-pasan tepatnya pagi itu ingin berangkat menuju sekolah dan sedang menunggu Hasan sang pahlawan bagi para penebeng (kendaraan). Seperti biasa Enal begitu ia di sapa berpakaian alakadarnya  dengan baju batik tanpa dalaman walaupun agak sedikit robek , celana panjang , dan  sepatu dengan kaos kaki yang hanya satu kali di cuci dalam rentang waktu dua bulan.
Hasan tiba , dengan wajah gembira Enal merasa lega akhirnya hasan datang.
“Alhamdulillah” bibir Enal mencetus .
“apanya Alhamdulillah nal ?“sahut Hasan
Melihat waktu telat Enal mengajak Hasan untuk berangkat  “ga kok, ayo kita berangkat san. Kayanya  sudah telat ”
Sampai di SMA Budipekerti  yang merupakan sekolah Enal dan Hasan terlihat suasana sekolah yang telah sepi Enal dan Hasan berpikir bahwa mereka terlambat. Mereka pun mengendap-ngendap dan bersembunyi kalau ada guru yang kemungkinan bisa melihat mereka , tapi hari itu adalah hari yang sial bagi mereka karena ada anak kecil yang merupakan anak guru sekolah itu melihat mereka.
“ nah ketahuan !” anak itu menegur Enal dan Hasan
Pikir Enal pun anak itu bisa di rayu dengan uang “suuutt, jangan keras-keras. ini sepuluh ribu untuk tutup mulut”
Anak itu pun mengeluarkan recehan dari isi kantongnya dan berkata “nih kembaliannya. Saya gak mau nakal bang, semua orang yang ketahuan telat juga saya tagihnya seribu gak lebih”
Beberapa hari kemudian mereka kembali ketika sampai di sekolah suasana sudah sepi. Kali ini bukan anak kecil yang memergoki mereka melainkan guru sungguhan bernama pak Asep seorang guru sejarah.
“hey, kalian”
“maaf pak kami telat , soalnya saya kelamaan nunggu si Hasan “
“hah , bukannya kamu yang kelamaan buang air nal”
“sudah-sudah , kalian ini sudah salah masih tuduh tuduhan lagi. Kalian tidak tau peraturan sekolah pasal satu ayat satu?”
Hasan dan Enal serempak menjawab“ tidak pak”
“dalam peraturan itu menyebutkan bahwa sekolah hanya dilakukan pada hari senin sampai sabtu. Ini kan hari minggu leh”
Hasan mengucap“astafirullah nal , ngapain kamu sms aku suruh cepat-cepat ” ”Zainal Zainal”
Malu-malu Enal menjawab “ lupa san, he”
Suasana berubah mereka memutuskan untuk tidak pulang ke rumah melainkan pergi ke rental ps dekat pasar.
Sampainya di rental ps banyak orang memandang mereka. Dalam hati semua orang berpikiran bahwa Enal dan Hasan gila atau sarap.
“woy hari minggu nih” ujar seorang pemuda yang tak tahu namanya.
“ya bang kami siswa teladan. Ga gila ,ga sarap ,dan ga stress.” Tegas Enal yang merasa kesal mendengar ejekan itu.
Pemuda itu tersenyum dan melanjutkan bermain ps
Pulang dari rental ps Enal melihat sesosok wanita cantik yang menurutnya adalah tipe idamannya banget. Ia terus terbayang akan kecantikan wanita itu, mungkin ini yang namanya cinta menurut Enal. Enal sebelumnya selama hidupnya belum pernah merasakan jatuh cinta atau pacaran. Dalam mimpi selalu dan selalu hanya wanita itu yang muncul di mimpinya . Sempat Enal berpikir bahwa mungkin ini yang dinamakan jodoh sekali lirik .
Suatu ketika saat pelajaran matematika di kelas tiba kabar akan ada siswa baru  masuk sekolah Enal. Siswa tersebut adalah seorang perempuan yang pernah dilihat Enal tempo lalu  yang sering ada disetiap mimpinya .
Putri namanya , seorang siswa pindahan dari SMA Rainbow yang sering mengisi hati Enal sejak saat itu. Kini Putri duduk di kelas XI IPA 2 berbeda dengan Enal yang duduk dikelas XI IPS 3 namun bukan kendala buat Enal untuk berkenalan. Melalui gombalan-gombalan yang membuat wanita jatuh kelepek-kelepek Enal berhasih berkenalan dengan Putri.
“boleh tau namanya ngga?”
“untuk apa?”
“untuk mengenal nama salah  satu bidadari dari tujuh bidadari”
“ eemm, namaku Putri , kalo kamu siapa?”
“Enal. Kalo aku liat kamu kayanya anak dokter spesialis jantung ya?”
“ ko tau?”
“ya tau soalnya jantungku berdetak kencang banget kalo dekat kamu”
Dari percakapan itu ternyata yang diharapkan Enal terjadi, hati Putri mulai terbuka dengan Enal dan akhirnya tiba dimana Enal hendak menyatakan cintanya kepada Putri pada suatu malam.
“put”
“ya”
“tau gak? perasaanku ke kamu tuh kaya merapi, yang bisa setiap saat meledak-ledak setiap kamu senyum sama aku.”
“maksudnya apa nal?”
“aku cinta sama kamu put. Tau gak? cintaku simpel, tanpa rumus, tapi hafalan. Karena cintaku gak terhitung dan bakal aku ingat sampai kapan pun.”
Malu-malu menjawab “maaf ya nal, soalnya aku dari dulu sudah ada hati dengan seorang pria , yaitu kamu.”
Senang , itulah yang kini Enal rasakan. Tapi sayang hubungan  Enal dan Putri  tak bertahan lama yaitu dua minggu lewat enam jam karena ada pihak ketiga.
Kini Enal gelisah dan tak karuan kelakuannya setelah putus dari Putri. Sampai suatu ketika Enal berniat mengubah penampilannya , terutama di bagian daerah bawah hidung dan diatas bibir ,orang biasa menyebut bagian itu adalah kumis. Menurut Enal kumis adalah aset  berharga bagi pria , laki-laki yang tidak memiliki kumis adalah banci dan kumis juga merupakan mahkota pria yang sangat menggoda kaum hawa.
Hari  yang ditunggu-tunggu pun tiba. Berbekal satu alat penjepit kumis ia mulai beraksi. Niat Enal  karena kumis yang telah panjang melintang ia ingin menipiskannya dengan cara tadisional yaitu tradisi cabut kumis. Proses pencabutan tak kunjung usai karena Enal tak cerdik dalam hal cabut mencabut. Enal kesulitan bagian helai mana yang harus di cabut , karena jika sapai salah cabut resiko yang terjadi ialah  kumis akan panjang sebelah. Akhirnya Enal pasrah akan kumisnya yang terus menerus panjang sebelah  dan memutuskan berhenti.
Esok harinya saat Hasan yang menjemput Enal, Hasan  memperhatikan ada sosok Enal yang berubah. Dalam pikiran Hasan seperti ada yang hilang dari diri Enal.
“kenapa san ?”
“gak, kayanya ada yang hilang nal”
Enal sepertinya tahu apa maksud perkataan Hasan itu ” sudahlah , ayo kita berangkat “
“nah aku tau , kumismu nal” Hasan menegur Enal dan kemudian tertawa terbahak bahak meliat kumis Enal yang tak karuan bentuknya.    

Enal pun menyadari bahwa ia harus berpikir sebelum bertindak , karena jika tidak  ia akan merasakan akibat dari perbuatannya tersebut yaitu malu ditertawakan Hasan dan teman lainya setiap hari selama satu minggu , karena dalam waktu seminggu itu kumis Enal baru dapat kembali kebentuk semula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar