punang
Disebuah desa
tinggalah seorang anak yang hidup bersama kakek dan neneknya. Anak itu bernama
punang. Kedua orang tua punang telah lama meninggal karena suatu
penyakit.sekarang punang hanya tinggal bersama kakek dan neneknya di sebuah
pondok tua. Setiap hari punang membantu kakek dan neneknya berkebun.
Ketika sang
surya menampakan sinarnya,punang bersama kakek dan neneknya pun segera bergegas
pergi ke kebun.kebun mereka berada tak jauh dari pondok yang mereka
tempati.sambil berjalan memanggul pacul dan bernyanyi-nyanyi kecil,itu sudah
menjadi kebiasaan punang.ketika sampai di kebun,punang bertanya kepada sampai
sang kakek bagian mana dulu yang harus di kerjakan.
“Aku harus
mengerjakan yang mana dulu kek”.tanya punang.
“Kamu gembur
saja tanah di sampingmu itu karena nanti akan kita tanami sayur-sayuran.”kata
sang kakek.
Punang pun
segera melakukan tugasnya dan dengan hati-hatinya ia melakukan tugasnya
itu.setelah selesai,punang beristirahat sejenak.sembari melepaskan lelah
setelah menggembur tanah tadi.segelas air minum disuguhkan sang nenek kepada
punang.
“ini di minum
dulu, kamu pasti haus.”seru sang nenek.
“ia terima kasih
nek, jawab punang.”
Setelah beberapa
lama beristirahat punang pun bekerja kembali.dia akan menanam sayur-sayuran
seperti yang di perintahkan sang kakek kepada punang.punang di suruh menanam
sayur-sayuran yang terdiri dari tomat,lombok dan sebagainya.bibit pun segera di
taburkan punang ke lahan yang sudah di gemburnya tadi.sambil menaburkan benih
kakek dan nenek punang pun ikut membantu.satu persatu bibit telah di taburkan.tak
terasa hari sudah mulai gelap.punang,kakek dan neneknya segera bergegas pulang.
“Ayo kita
pulang,matahari sudah mulai terbenam.” Kata sang kakek.
Sesampainnya di
pondok, punang merebahkan dirinya yang sangat lelah setelah berkebun
tadi.begitu juga sang kakek.sementara sang nenek pergi ke dapur untuk
menyiapkan makan malam untuk mereka.sambil menunggu sang nenek menyiapkan makan
malam untuk mereka.puang dan kakeknya membersihkan diri di sungai yang berada
tepat di belakang pondok mereka.setelah beberapa lama kemudian sang nenek pun
memanggil.
“punang,kakek
ayo cepat makanan sudah siap.”
“iya nek,jawab
punang,”
Di malam
itu,mereka pun di suguhkan dengan makanan yang sederhana. Dengan lahapnya
punang menyantap makanan yang telah di suguhkan sang nenek.
Setelah selesai
makan,punang pergi keluar pondok sekadar ingin menikmati keiindahan
malam.ketika itu kegelisahan menghampiri punang.saat itu punang berfikir.
“Apakah nasibku
akan terus sepeeti ini.” Ia bertanya kepada dirinya.
Saat itu punang
berfikir apakah dirinya akan terus seperti sekarang.hidup yang sehari-harinya
bertani bersama kakek dan neneknya.dan seketika datang sang kakek menghampiri
punang.
“kamu lagi
memikirkan apa cucuku.”Tanya sang kakek.
“Aku tidak memikirkan
apa-apa kek,hanya ingin berjalan-jalan saja.”jawab punang.
Kakek pun
bertanya lagi kepada punang.
“Sudahlah nang,
jujur saja dengan kakek mu ini.”
Punang pun
menjawab dengan suara pelan.
“begini kek,
apakah hidup ku akan terus seperti ini ?
Apakah aku tidak
bias seperti anak-anak yang lain yang bisa menikmati masa mudanya dengan
nyaman.
Kakek pun
tersenyum setelah mendengar perkataan punang dan kakek pun berkata.
“:kita tidak
bisa menyalahkan takdir cucuku.mungkin semua ini sudah menjadi kehendak sang
kuasa.apabila kamu ingin meninggalkan kami untuk memperbaiki masa
depanmu,silahkan saja kami tidak melarangmu.”
Setelah
mendengar ucapan kakeknya punang pun terdiam.
Hari sudah larut
malam kakek pun mengajak punang untuk segera pulang.karena esok hari mereka
akan bekerja kembali.
Ke esokan
harinya, punang pun terbangun karena mendengar suara yang asing
baginya.ternyata itu adalah suara kapal dari hulu sungai yang mendarat.punanag
pun mendekati kapal itu dan ingin mencari tau ada keperluan apa ia datang kemari.kapal
itu pun mendaarat dan ketika itu punang melihat sekelompok orang yang
berpakaian mewah.dan orang-orang itu menghampiri punang dan bertanya.
“Apakah kamu
penduduk sini?”
Punang
menjawab,”ia benar.”
Dan punang pun
bertanya,”ada keperluan apa anda sekalian datang kemari?”
Salah satu dari
sekelompok orang itu menjawab,”kami hanya ingin berlibur saja.”
“o begitu,aku
kira kalian ada maksud lain,jawab punang.”
Salah satu dari
sekelompok orang tersebut bertanya kembali.
“siapa namamu?”
“namaku punang,dengan
ramahnnya punang menjawab.”
Dan orang itu
pun juga memperkenalkan dirinya.
“aku ilham dan
aku ke sini untuk berlibur.”
Setelah cukup
lama berbincang- bincang punang pun segera pergi ke pondok karena sang kakek
dan sang nenek mungkin sudah lama menunggu punang untuk segera pergi ke
kebun.ketika sampai di pondok punang bersama kakek dan neneknnya pun pergi ke
kebun.
Ketika sampai di
kebun punang kembali melakukan apa yang seharusnya dia lakukan.
Punang
membersihkan rumput-rumput yang ada di sekitar lahan dan memeriksa tanaman yang
harus di ambil untuk kebutuhan pokok punang bersama kakek dan neneknya.dan
ketika sedang asyik-asyiknya berkebun ada seseorang menghampiri punang dan
ternyata orang itu adalah ilham yang
bertmu punang tadi pagi.dan dia pun menyapa punang.
“hei,kamu sedang
apa ?”
Punangpun
menjawab,”aku sedang berkebun.”
Dan punang pun
menanyakan kembali.
“apa yang ingin kamu lakukan di sini?”
“apa yang ingin kamu lakukan di sini?”
Ilham
menjawab,”aku ingin membangun tenda di sekitar sini.”
“oo begitu,jawab
punang.”
Pada malam harinya
punang berjalan keluar rumah sembari melepas lelah
Setelah berkebun
tadi.punang pun kembali dengan kegelisahannya dan ketika punang berjalan
langkah demi langkah datang ilham menghampiri punang dan berkata.
“hei sob,kenapa
sendirian ?”
Punang pun
menjawab,”aku hanya ingin mencari angina saja.”
“oh begitu,jawab
ilham.”
Mereka pun terus
berbincang-bincang kata demi kata.sampai ilham pun bertranya kepada punang.
“apakah kau
ingin ikut dengan ku ke kota dan bekerja di sana?”
Punang terdiam
mendengar perkataan ilham.dan setelah beberapa
lama kemudian punang menjawab pertanyaan ilham.
“tidak terima
kasih aku ingin tetap di sini saja,aku tidak sanggup jika harus meninggalkan
kakek dan nenekku di sini,jawab punang.”
Ilaham pun
menghargai jawaban punang.
“itu terserah
padamu saja,keputusan ada di tanganmu,seru ilham!”
Hari pun sudah
mulai larut mereka berdua pun berpisah dan punang segera kembali ke pondok.
Sesampainya di
pondok,punang melihat kakek dan neneknya sudah tertidur lelap.punang berkata
dalam hati.
“aku tidak akan
meninggalakan kalian berdua yang telah membesarkanku.aku akan tetap di sini
menemani kalian walau keadaan ku seperti ini.
Punang pun
mencium kening kakek dan neneknya dan mengatakan.
“aku sayang
kalian berdua.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar