Translate

Kamis, 25 Juli 2013

Cerita

punang
Disebuah desa tinggalah seorang anak yang hidup bersama kakek dan neneknya. Anak itu bernama punang. Kedua orang tua punang telah lama meninggal karena suatu penyakit.sekarang punang hanya tinggal bersama kakek dan neneknya di sebuah pondok tua. Setiap hari punang membantu kakek dan neneknya berkebun.
Ketika sang surya menampakan sinarnya,punang bersama kakek dan neneknya pun segera bergegas pergi ke kebun.kebun mereka berada tak jauh dari pondok yang mereka tempati.sambil berjalan memanggul pacul dan bernyanyi-nyanyi kecil,itu sudah menjadi kebiasaan punang.ketika sampai di kebun,punang bertanya kepada sampai sang kakek bagian mana dulu yang harus di kerjakan.
“Aku harus mengerjakan yang mana dulu kek”.tanya punang.
“Kamu gembur saja tanah di sampingmu itu karena nanti akan kita tanami sayur-sayuran.”kata sang kakek.
Punang pun segera melakukan tugasnya dan dengan hati-hatinya ia melakukan tugasnya itu.setelah selesai,punang beristirahat sejenak.sembari melepaskan lelah setelah menggembur tanah tadi.segelas air minum disuguhkan sang nenek kepada punang.
“ini di minum dulu, kamu pasti haus.”seru sang nenek.
“ia terima kasih nek, jawab punang.”
Setelah beberapa lama beristirahat punang pun bekerja kembali.dia akan menanam sayur-sayuran seperti yang di perintahkan sang kakek kepada punang.punang di suruh menanam sayur-sayuran yang terdiri dari tomat,lombok dan sebagainya.bibit pun segera di taburkan punang ke lahan yang sudah di gemburnya tadi.sambil menaburkan benih kakek dan nenek punang pun ikut membantu.satu persatu bibit telah di taburkan.tak terasa hari sudah mulai gelap.punang,kakek dan neneknya segera bergegas pulang.
“Ayo kita pulang,matahari sudah mulai terbenam.” Kata sang kakek.
Sesampainnya di pondok, punang merebahkan dirinya yang sangat lelah setelah berkebun tadi.begitu juga sang kakek.sementara sang nenek pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam untuk mereka.sambil menunggu sang nenek menyiapkan makan malam untuk mereka.puang dan kakeknya membersihkan diri di sungai yang berada tepat di belakang pondok mereka.setelah beberapa lama kemudian sang nenek pun memanggil.
“punang,kakek ayo cepat makanan sudah siap.”
“iya nek,jawab punang,”
Di malam itu,mereka pun di suguhkan dengan makanan yang sederhana. Dengan lahapnya punang menyantap makanan yang telah di suguhkan sang nenek.
Setelah selesai makan,punang pergi keluar pondok sekadar ingin menikmati keiindahan malam.ketika itu kegelisahan menghampiri punang.saat itu punang berfikir.
“Apakah nasibku akan terus sepeeti ini.” Ia bertanya kepada dirinya.
Saat itu punang berfikir apakah dirinya akan terus seperti sekarang.hidup yang sehari-harinya bertani bersama kakek dan neneknya.dan seketika datang sang kakek menghampiri punang.
“kamu lagi memikirkan apa cucuku.”Tanya sang kakek.
“Aku tidak memikirkan apa-apa kek,hanya ingin berjalan-jalan saja.”jawab punang.
Kakek pun bertanya lagi kepada punang.
“Sudahlah nang, jujur saja dengan kakek mu ini.”
Punang pun menjawab dengan suara pelan.
“begini kek, apakah hidup ku akan terus seperti ini ?
Apakah aku tidak bias seperti anak-anak yang lain yang bisa menikmati masa mudanya dengan nyaman.
Kakek pun tersenyum setelah mendengar perkataan punang dan kakek pun berkata.
“:kita tidak bisa menyalahkan takdir cucuku.mungkin semua ini sudah menjadi kehendak sang kuasa.apabila kamu ingin meninggalkan kami untuk memperbaiki masa depanmu,silahkan saja kami tidak melarangmu.”
Setelah mendengar ucapan kakeknya punang pun terdiam.
Hari sudah larut malam kakek pun mengajak punang untuk segera pulang.karena esok hari mereka akan bekerja kembali.
Ke esokan harinya, punang pun terbangun karena mendengar suara yang asing baginya.ternyata itu adalah suara kapal dari hulu sungai yang mendarat.punanag pun mendekati kapal itu dan ingin mencari tau ada keperluan apa ia datang kemari.kapal itu pun mendaarat dan ketika itu punang melihat sekelompok orang yang berpakaian mewah.dan orang-orang itu menghampiri punang dan bertanya.
“Apakah kamu penduduk sini?”
Punang menjawab,”ia benar.”
Dan punang pun bertanya,”ada keperluan apa anda sekalian datang kemari?”
Salah satu dari sekelompok orang itu menjawab,”kami hanya ingin berlibur saja.”
“o begitu,aku kira kalian ada maksud lain,jawab punang.”
Salah satu dari sekelompok orang tersebut bertanya kembali.
“siapa namamu?”
“namaku punang,dengan ramahnnya punang menjawab.”
Dan orang itu pun juga memperkenalkan dirinya.
“aku ilham dan aku ke sini untuk berlibur.”
Setelah cukup lama berbincang- bincang punang pun segera pergi ke pondok karena sang kakek dan sang nenek mungkin sudah lama menunggu punang untuk segera pergi ke kebun.ketika sampai di pondok punang bersama kakek dan neneknnya pun pergi ke kebun.
Ketika sampai di kebun punang kembali melakukan apa yang seharusnya dia lakukan.
Punang membersihkan rumput-rumput yang ada di sekitar lahan dan memeriksa tanaman yang harus di ambil untuk kebutuhan pokok punang bersama kakek dan neneknya.dan ketika sedang asyik-asyiknya berkebun ada seseorang menghampiri punang dan ternyata orang itu adalah  ilham yang bertmu punang tadi pagi.dan dia pun menyapa punang.
“hei,kamu sedang apa ?”
Punangpun menjawab,”aku sedang berkebun.”
Dan punang pun menanyakan kembali.
“apa yang ingin kamu lakukan di sini?”
Ilham menjawab,”aku ingin membangun tenda di sekitar sini.”
“oo begitu,jawab punang.”
Pada malam harinya punang berjalan keluar rumah sembari melepas lelah  
Setelah berkebun tadi.punang pun kembali dengan kegelisahannya dan ketika punang berjalan langkah demi langkah datang ilham menghampiri punang dan berkata.
“hei sob,kenapa sendirian ?”
Punang pun menjawab,”aku hanya ingin mencari angina saja.”
“oh begitu,jawab ilham.”
Mereka pun terus berbincang-bincang kata demi kata.sampai ilham pun bertranya kepada punang.
“apakah kau ingin ikut dengan ku ke kota dan bekerja di sana?”
Punang terdiam mendengar perkataan ilham.dan setelah beberapa  lama kemudian punang menjawab pertanyaan ilham.
“tidak terima kasih aku ingin tetap di sini saja,aku tidak sanggup jika harus meninggalkan kakek dan nenekku di sini,jawab punang.”
Ilaham pun menghargai jawaban punang.
“itu terserah padamu saja,keputusan ada di tanganmu,seru ilham!”
Hari pun sudah mulai larut mereka berdua pun berpisah dan punang segera kembali ke pondok.
Sesampainya di pondok,punang melihat kakek dan neneknya sudah tertidur lelap.punang berkata dalam hati.
“aku tidak akan meninggalakan kalian berdua yang telah membesarkanku.aku akan tetap di sini menemani kalian walau keadaan ku seperti ini.
Punang pun mencium kening kakek dan neneknya dan mengatakan.

“aku sayang kalian berdua.” 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar