Translate

Rabu, 20 November 2013

Analisis Naskah Drama Aduh Ujang Menggunakan Pendekatan Pragmatik Karya Jhoni Habibie



Sinopsis: Aduh Ujang Karya Jhoni Habibie

Mengenal lawan jenis dari sejak lama dari dua orang lawan jenis, terkadang dapat menimbulkan rasa yang lebih dari sekedar teman. Tapi, rasa yang sering disebut dengan cinta itu tak mudah untuk didapatkan dan dipertahankan keduanya. Kisah cinta antara Ujang dan Euis mendapat halangan dari Emi. Emi yang seorang gadis kaya anak dari juragan Broto yang sangat ingin mendapatkan Ujang semakin mempersulit kebersamaan Euis dan Ujang. Namun ternyata, Ujang dan Euis dapat mempertahankan cinta mereka walaupun si Abah yang banyak utang berniat menjodohkan Ujag dengan Emi. Cinta yang telah terajut lama tidak dapat dikalahkan dengan harta yang melimpah
Analisis Naskah Drama Aduh Ujang  Menggunakan Pendekatan Pragmatik
Karya Jhoni Habibie
Pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Dalam hal ini tujuan tersebut dapat berupa tujuan politik, pendidikan, moral, agama maupun tujuan yang lain.
Di dalam naskah drama Aduh Ujang terdapat pendekatan pragmatik yaitu tujuan kebudayaan, agama, moral, sosial, politik, dan pendidikan serta memperoleh pengalaman pribadi.
1.      Kebudayaan
Dalam  drama Aduh Ujang  terdapat unsur kebudayaan yaitu budaya Sunda. Yaitu adat istiadat orang Jawa Barat seperti  bahasa yang digunakan adalah bahasa dari suku yang ada di Jawa Barat yaitu suku Sunda. Terdengar alunan musik Sunda namanya musik ngaset.  Hal semacam itu sering dilakukan orang sunda untuk mengisi waktu ketika di sawah. Kebudayaan tersebut masih ada sampai sekarang.
Pendekatan pragmatik tujuan kebudayaan terdapat pada dialog :
EUIS :
assalamualaikum!
UJANG&ABAH :
walaikumsalam!

UJANG :
eh.... nyi Euis, dari mana? Kumaha atuh, damang?
EUIS :
alhamdulilah, damang akang. Akang kumaha, damang? Euis habis dari warung.
UJANG :
pokoknya kalau nyi euis damang, akang mah juga damang atuh.

2.      Agama
Unsur agama yang terkandung dalam naskah Aduh Ujang adalah dalam tokoh Samsul yang memiliki pekerjaan pengedar narkoba. Dalam Agama Islam tindakan yang dilakukan oleh samsul tidak dibenarkan dan diharamkan oleh Allah. Menjual atau memakai barang haram adalah hal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain bahkan akan mendapatkan dosa. Allah tidak menyukai orang-orang yang berada dilingkungan maksiat atau tidak diridhoi Allah SWT. Orang yang mengedarkan narkoba akan ditangkap pihak yang berwajib seperti Polisi atau Badan Narkotika Nasional (BNN).
Pendekatan pragmatik tujuan agama terdapat pada dialog:
SAMSUL :
Biar gua bodo gua cerdik , gak kaya lo pinter bloon .
UJANG :
Ye…… siapa bilang gua bloon .
SAMSUL :
Ya iya lah . buktinya hudup lo begini-begini aja, gak ada peningkatan , mendingan lo ikut gue ke kota, kita kerja bareng, ditanggung hidup bakal makmur
UJANG :
Ujang teh lebih seneng hidup di desa , biarpun pas-pasan tapi jadi damai , di kota jadi sumpek
SAMSUL :
Sebentar ada telepon
EUIS :
kita teh musti bersukur, ini semuakan karna kehendak Allah,lagian biar akang miskin ato kaya euis tetep cinta sama akang. Ngomong-ngomong teh gimana kabarnya si samsul temen akang kecil dulu yang sekarang di jakarta?


UJANG :
denger-denger sih dia sekarang di penjara ternyata dia di jakarta pengedar narkoba. Sebenarnya akang kasihan sama dia kok bisa-bisanya dia melakukan hal sekeji itu, semoga saja ia bertobat kembali kejalan yang benar.

3.      Moral
Moral yang terkandung dalam naskah Aduh Ujang adalah terdapat pada tokoh juragan Broto yang memiliki moral yang tidak baik. Moral adalah baik buruk yg diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti, dan susila. Juragan Broto menginginkan Ujang jadi menantunya dengan mengiming-imingi hutang Abah (orang tua Ujang) akan dilunaskan. Ujang memiliki moral yang baik. Ujang tidak tergoda dengan harta yang melimpah dari Emi putri juragan Broto yang sangat menyukai Ujang. Ujang sangat mencintai Euis yang sederana dan merupakan kekasihnya. Mungkin ada beberapa orang mungkin mau menerima yang ditawarkan juragan Broto untuk meringankan bebannya atau tertarik dengan harta yang melimpah.
Pendekatan pragmatik tujuan moral terdapat pada dialog:
ABAH :
tapi saya harus membayar dengan apa juragan?
BROTO :
Itu urusan Abah, saya nggak mau tahu!
UJANG :
Ternyata masih ada sekarang ini manusia berhati binatang.
BROTO :
Apa maksud kamu Ujang berkata seperti itu? Kamu mau bilang kalau saya ini binatang?
UJANG :
Lha Juragan ini binatang atau tidak ?
BROTO :
Lha tentu saja tidak!
UJANG :
Ya sudah kalau gitu!
BORTO :
Baik, kalau itu mau kalian, terserah, kalian tanggung sendiri akibatnya. Dasar keluarga tidak tahu diuntung, dikasih hati malah ngrogoh tai! Ayo Emi, kita pergi dari sini! Selamat siang!

4.      Sosial
Juranga Broto memang baik ingin membantu keluarga Abah. Akan tetapi, bantuan yang diberikan juragan Broto karena ada yang diinginkannya yaitu menginginkan Ujang jadi menantunya. Tindakan itu memiliki nilai sosial yang kurang baik karena jika bantuanya dilakukan dengan ikhlas maka nilai sosialnya juga akan baik. Membantu seseorang memang kegiatan sosial yang baik. Tapi, alangkah lebih baik jika kegiatan sosial itu dilakukan dengan ikhlas dan tanpa mengharap sesuatu.
Pendekatan pragmatik tujuan sosial terdapat pada dialog:
BROTO :
begini abah, saya lihat abah ini hidupnya susah. Sebagai orang yang baik, saya ingin membantu abah. Ya, biar taraf hidupnya membaik. Abah nggak mau kan hidupnya susah terus?
ABAH :
maksudnya apa teh? saya nggak ngerti
BROTO :
ya seperti yang pernah kita bicarakan dulu, ujang kan emi kan udah gede, udah pantas berkeluarga. Iya tho? Nah, maka dari itu saya bermaksud mau menjodohkan mereka secepatnya.

5.      Politik
Siasat yang digunakan juragan Broto kepada Abah adalah dengan mengancam akan mengambil harta benda Abah tidak membayar hutang-hutangnya atau dengan jalan lain yaitu menikahi anaknya Emi. Politik yang dipakai juragan broto menurutnya mungkin akan berhasil membuat Ujang menikah dengan Emi akan tetapi semua itu dilawan ujang walau harus menentang Abah. Mungkin politik seperti ini masih ada pada saat ini entah dalam lingkup yang berbeda atau sama.

Pendekatan pragmatik tujuan politik terdapat pada dialog:
ABAH :
Eee juragan, Emi! Mangga atuh!
BROTO :
Sudahlah Abah, nggak usah basa-basi, Abah kan udah janji sanggup untuk menyakinkan Ujang supaya menikah dengan Emi, anak saya, mana buktinya? Pokoknya kalau Abah tidak menepati janji, maka Abah harus membayar utang Abah kepada saya, kalau tidak rumah dan seluruh kekayaan Abah akan saya sita, bagaimana Abah?
UJANG :
Hei Pak Broto! Pak Broto nggak bisa seenkanya maksa orang. Pak Broto pikir dengan harta bisa melakukan apa saja? Pak Broto salah. Bagi Ujang mah lebih baik miskin daripada kaya tapi nggak punya hati.
6.      Pendidikan
Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dinamakan pendidikan. Dalam naskah Aduh Ujang, Emak mengajarkan Abah untuk sabar terhadap keadaan yang dihadapi keluarga mereka. Abah yang telah tergoda dengan bujuk rayu juragan Broto akhirnya disadarkan oleh Emak dan Ujang. Pendidikan yang dapat dipetik adalah agar sabar dalam menjalani setiap masalah. Tujuan yang lain adalah agar tidak memaksakan kehendak sesuatu yang orang tidak mau untuk melakukannya dengan harapan dapat menguntungkan atau membahagiakan dirinya.
Pendekatan pragmatik tujuan pendidikan terdapat pada dialog:
ABAH :
Syukur deh kalau gitu, Abah teh masih bingung, Abah mau bayar hutang dengan apa? Kita mau makan apa nanti, sawah ini kan miliknya Pak Broto, Abah mau kerja apa lagi.
EMAK :
Bah, jangan terlalu dipikirkan! Kita serahkan saja sama yang Maha Kuasa!
ABAH :
Nggak dipikirin bagaimana? Ini menyangkut hidup kita, Mak. Apa Allah tidak mendengar doa kita ya Mak?


EMAK :
Huss sembarangan! Abah nggak boleh ngomong kayak gitu! Kita teh mesti sabar, Allah pasti menolong orang yang sabar.
ABAH :
Sabar! Sabar! Sampai kapan? Sampai kita mti kelaparan?
EMAK :
Istighfar Abah, nyebut! Nyebut! Abah teh udah dirasuki setan. Jangan sampai kefakiran ini bikin kita jadi kafir! Ini cobaan berat buat kita Abah! Kita harus tabah dan tawakal atuh!
ABAH :
Astaghdirullahaladzim! Emak bener, Abah khilaf. Pikiran Abah sedang kalut. Ya Allah, ampuni dosa hamba ini ya Allah! Berilah kami petunjuk, jadikan kami ini orang-orang yang sabar dan berilah kami ini kekuatan untuk menghadapi cobaan darimu Ya Allah!

7.      Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi yang yang didapat adalah pribadi yang teguh dalam pendiriannya. Pengalam pribadi yang terdapat dalam naskah Aduh Ujang adalah lebih banyak terdapat pada tokoh Ujang.Ujang adalah seseorang yang sederhana, ramah, lugu,  nurut, dan sangat teguh pendirian. Walau ditimpa dengan berbagai macam masalah Ujang tetap bisa mempertahankan pendiriannya. Semua orang pasti ingin baik. Orang jahat pun sebenarnya ingin baik tapi perbedaan pola pikir membuat orang tersebut dianggap tidak baik karena apa yang dilakukannya mungkin telah baik. Sebaliknya pribadi yang tidak baik itu terdapat pada tokoh juragan Broto. Juragan Broto adalah orang yang sombong dan pandai berpolitik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar