Sinopsis: Aduh Ujang Karya
Jhoni Habibie
Mengenal lawan jenis dari sejak lama
dari dua orang lawan jenis, terkadang dapat menimbulkan rasa yang lebih dari
sekedar teman. Tapi, rasa yang sering disebut dengan cinta itu tak mudah untuk
didapatkan dan dipertahankan keduanya. Kisah cinta antara Ujang dan Euis
mendapat halangan dari Emi. Emi yang seorang gadis kaya anak dari juragan Broto
yang sangat ingin mendapatkan Ujang semakin mempersulit kebersamaan Euis dan
Ujang. Namun ternyata, Ujang dan Euis dapat mempertahankan cinta mereka
walaupun si Abah yang banyak utang berniat menjodohkan Ujag dengan Emi. Cinta
yang telah terajut lama tidak dapat dikalahkan dengan harta yang melimpah
Analisis
Naskah Drama Aduh Ujang Menggunakan Pendekatan Pragmatik
Karya
Jhoni
Habibie
Pendekatan
pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk
menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Dalam hal ini tujuan tersebut
dapat berupa tujuan politik, pendidikan, moral, agama maupun tujuan yang lain.
Di dalam naskah drama Aduh Ujang terdapat pendekatan
pragmatik yaitu tujuan kebudayaan, agama, moral, sosial, politik, dan
pendidikan serta memperoleh pengalaman pribadi.
1.
Kebudayaan
Dalam drama Aduh
Ujang terdapat unsur kebudayaan yaitu
budaya Sunda. Yaitu adat istiadat orang Jawa Barat seperti bahasa yang digunakan adalah bahasa dari suku
yang ada di Jawa Barat yaitu suku Sunda. Terdengar alunan musik Sunda namanya
musik ngaset. Hal semacam itu sering
dilakukan orang sunda untuk mengisi waktu ketika di sawah. Kebudayaan tersebut
masih ada sampai sekarang.
Pendekatan pragmatik tujuan kebudayaan terdapat pada
dialog :
EUIS :
assalamualaikum!
UJANG&ABAH :
walaikumsalam!
UJANG :
eh....
nyi Euis, dari mana? Kumaha atuh, damang?
EUIS :
alhamdulilah,
damang akang. Akang kumaha, damang? Euis habis dari warung.
UJANG :
pokoknya
kalau nyi euis damang, akang mah juga damang atuh.
2.
Agama
Unsur agama yang terkandung dalam naskah Aduh Ujang
adalah dalam tokoh Samsul yang memiliki pekerjaan pengedar narkoba. Dalam Agama
Islam tindakan yang dilakukan oleh samsul tidak dibenarkan dan diharamkan oleh
Allah. Menjual atau memakai barang haram adalah hal yang dapat merugikan diri
sendiri dan orang lain bahkan akan mendapatkan dosa. Allah tidak menyukai
orang-orang yang berada dilingkungan maksiat atau tidak diridhoi Allah SWT.
Orang yang mengedarkan narkoba akan ditangkap pihak yang berwajib seperti
Polisi atau Badan Narkotika Nasional (BNN).
Pendekatan pragmatik tujuan agama terdapat pada dialog:
SAMSUL :
Biar
gua bodo gua cerdik , gak kaya lo pinter bloon .
UJANG :
Ye……
siapa bilang gua bloon .
SAMSUL :
Ya
iya lah . buktinya hudup lo begini-begini aja, gak ada peningkatan , mendingan
lo ikut gue ke kota, kita kerja bareng, ditanggung hidup bakal makmur
UJANG :
Ujang
teh lebih seneng hidup di desa , biarpun pas-pasan tapi jadi damai , di kota
jadi sumpek
SAMSUL :
Sebentar
ada telepon
EUIS :
kita
teh musti bersukur, ini semuakan karna kehendak Allah,lagian biar akang miskin
ato kaya euis tetep cinta sama akang. Ngomong-ngomong teh gimana kabarnya si
samsul temen akang kecil dulu yang sekarang di jakarta?
UJANG :
denger-denger
sih dia sekarang di penjara ternyata dia di jakarta pengedar narkoba.
Sebenarnya akang kasihan sama dia kok bisa-bisanya dia melakukan hal sekeji
itu, semoga saja ia bertobat kembali kejalan yang benar.
3.
Moral
Moral yang terkandung dalam naskah Aduh Ujang adalah terdapat
pada tokoh juragan Broto yang memiliki moral yang tidak baik. Moral adalah baik buruk yg diterima umum mengenai perbuatan, sikap,
kewajiban, akhlak, budi pekerti, dan susila. Juragan Broto menginginkan Ujang
jadi menantunya dengan mengiming-imingi hutang Abah (orang tua Ujang) akan
dilunaskan. Ujang memiliki moral yang baik. Ujang tidak tergoda dengan harta
yang melimpah dari Emi putri juragan Broto yang sangat menyukai Ujang. Ujang
sangat mencintai Euis yang sederana dan merupakan kekasihnya. Mungkin ada
beberapa orang mungkin mau menerima yang ditawarkan juragan Broto untuk meringankan
bebannya atau tertarik dengan harta yang melimpah.
Pendekatan pragmatik tujuan moral terdapat pada dialog:
ABAH :
tapi saya harus membayar
dengan apa juragan?
BROTO :
Itu
urusan Abah, saya nggak mau tahu!
UJANG :
Ternyata
masih ada sekarang ini manusia berhati binatang.
BROTO :
Apa
maksud kamu Ujang berkata seperti itu? Kamu mau bilang kalau saya ini binatang?
UJANG :
Lha
Juragan ini binatang atau tidak ?
BROTO :
Lha
tentu saja tidak!
UJANG :
Ya
sudah kalau gitu!
BORTO :
Baik,
kalau itu mau kalian, terserah, kalian tanggung sendiri akibatnya. Dasar
keluarga tidak tahu diuntung, dikasih hati malah ngrogoh tai! Ayo Emi, kita
pergi dari sini! Selamat siang!
4.
Sosial
Juranga Broto memang baik ingin membantu keluarga Abah. Akan
tetapi, bantuan yang diberikan juragan Broto karena ada yang diinginkannya
yaitu menginginkan Ujang jadi menantunya. Tindakan itu memiliki nilai sosial
yang kurang baik karena jika bantuanya dilakukan dengan ikhlas maka nilai
sosialnya juga akan baik. Membantu seseorang memang kegiatan sosial yang baik.
Tapi, alangkah lebih baik jika kegiatan sosial itu dilakukan dengan ikhlas dan
tanpa mengharap sesuatu.
Pendekatan pragmatik tujuan sosial terdapat pada dialog:
BROTO :
begini
abah, saya lihat abah ini hidupnya susah. Sebagai orang yang baik, saya ingin
membantu abah. Ya, biar taraf hidupnya membaik. Abah nggak mau kan hidupnya
susah terus?
ABAH :
maksudnya
apa teh? saya nggak ngerti
BROTO :
ya
seperti yang pernah kita bicarakan dulu, ujang kan emi kan udah gede, udah
pantas berkeluarga. Iya tho? Nah, maka dari itu saya bermaksud mau menjodohkan
mereka secepatnya.
5.
Politik
Siasat yang digunakan juragan Broto kepada Abah adalah
dengan mengancam akan mengambil harta benda Abah tidak membayar
hutang-hutangnya atau dengan jalan lain yaitu menikahi anaknya Emi. Politik
yang dipakai juragan broto menurutnya mungkin akan berhasil membuat Ujang
menikah dengan Emi akan tetapi semua itu dilawan ujang walau harus menentang
Abah. Mungkin politik seperti ini masih ada pada saat ini entah dalam lingkup
yang berbeda atau sama.
Pendekatan pragmatik tujuan politik terdapat pada dialog:
ABAH :
Eee
juragan, Emi! Mangga atuh!
BROTO :
Sudahlah
Abah, nggak usah basa-basi, Abah kan udah janji sanggup untuk menyakinkan Ujang
supaya menikah dengan Emi, anak saya, mana buktinya? Pokoknya kalau Abah tidak
menepati janji, maka Abah harus membayar utang Abah kepada saya, kalau tidak
rumah dan seluruh kekayaan Abah akan saya sita, bagaimana Abah?
UJANG :
Hei Pak Broto! Pak Broto
nggak bisa seenkanya maksa orang. Pak Broto pikir dengan harta bisa melakukan
apa saja? Pak Broto salah. Bagi Ujang mah lebih baik miskin daripada kaya tapi
nggak punya hati.
6.
Pendidikan
Proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dinamakan pendidikan. Dalam naskah Aduh
Ujang, Emak mengajarkan Abah untuk sabar terhadap keadaan yang dihadapi
keluarga mereka. Abah yang telah tergoda dengan bujuk rayu juragan Broto
akhirnya disadarkan oleh Emak dan Ujang. Pendidikan yang dapat dipetik adalah agar
sabar dalam menjalani setiap masalah. Tujuan yang lain adalah agar tidak
memaksakan kehendak sesuatu yang orang tidak mau untuk melakukannya dengan
harapan dapat menguntungkan atau membahagiakan dirinya.
Pendekatan pragmatik tujuan pendidikan terdapat pada dialog:
ABAH :
Syukur
deh kalau gitu, Abah teh masih bingung, Abah mau bayar hutang dengan apa? Kita
mau makan apa nanti, sawah ini kan miliknya Pak Broto, Abah mau kerja apa lagi.
EMAK :
Bah,
jangan terlalu dipikirkan!
Kita serahkan saja sama yang Maha Kuasa!
ABAH :
Nggak
dipikirin bagaimana? Ini menyangkut hidup kita, Mak. Apa Allah tidak mendengar
doa kita ya Mak?
EMAK :
Huss
sembarangan! Abah nggak boleh ngomong kayak gitu! Kita teh mesti sabar, Allah pasti
menolong orang yang sabar.
ABAH :
Sabar!
Sabar! Sampai kapan? Sampai kita mti kelaparan?
EMAK :
Istighfar
Abah, nyebut! Nyebut! Abah teh udah dirasuki setan. Jangan sampai kefakiran ini
bikin kita jadi kafir! Ini cobaan berat buat kita Abah! Kita harus tabah dan
tawakal atuh!
ABAH :
Astaghdirullahaladzim!
Emak bener, Abah khilaf. Pikiran Abah sedang kalut. Ya Allah, ampuni dosa hamba
ini ya Allah! Berilah kami petunjuk, jadikan kami ini orang-orang yang sabar
dan berilah kami ini kekuatan untuk menghadapi cobaan darimu Ya Allah!
7.
Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi yang yang didapat adalah pribadi yang teguh
dalam pendiriannya. Pengalam pribadi yang terdapat dalam naskah Aduh Ujang
adalah lebih banyak terdapat pada tokoh Ujang.Ujang adalah seseorang yang sederhana,
ramah, lugu, nurut, dan sangat teguh pendirian. Walau ditimpa dengan berbagai macam masalah Ujang tetap
bisa mempertahankan pendiriannya. Semua orang pasti ingin baik. Orang jahat pun
sebenarnya ingin baik tapi perbedaan pola pikir membuat orang tersebut dianggap
tidak baik karena apa yang dilakukannya mungkin telah baik. Sebaliknya pribadi
yang tidak baik itu terdapat pada tokoh juragan Broto. Juragan Broto adalah
orang yang sombong dan pandai berpolitik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar