Translate

Rabu, 20 November 2013

Pendekatan Objektif dalam Naskah Aduh Ujang Karya Jhoni Habibie



Pendekatan Objektif
1.       Tema
Dalam naskah drama Aduh Ujang karya Jhoni Habibie terdapat tema percintaan dan ekonomi. Tema percintaan dan ekonomi dalam naskah Aduh Ujang dapat dibuktikan dengan diaolog sebagai berikut:
a.       Tema percintaan
UJANG :
euis.... kamu cantik sekali
EUIS :
aaah, gombal!
UJANG :
ye.... euis, bener akang nggak bohong. Kalau kamu jadi bunga, biarlah akang jadi tangkainya
EUIS (mencubit malu)
UJANG :
kalau euis jadi bulan, biarkan akang jadi bintangnya
EUIS (semakin tersipu)
UJANG :
kalau akang jadi superman, nyi euis jadi apa?
EUIS :
jadi lex lutor!
(mengejek manja)
UJANG :
lho kok jadi lex lutor sih, harusnya kan jadi lois
EUIS :
habis akang godain euis terus sih!
( dalam hati senang)
UJANG :
neng geulis, kulitmu putih halus, selembut salju, matamu indah, sebening embun, hatimu baik, parasmu seindah semesta, siapa sih yang punya?

EUIS :
yang punya ya abah sama emak atuh!
Udah ah, jangan ngrayu terus. Euis kan jadi malu. Akang juga ganteng kok, mana baik lagi.
UJANG (menyanyikan lagu bersama euis)
UJANG :
euis, seandainya kita bisa seperti ini terus...
b.      Tema ekonomi
BROTO :
Selamat pagi, Abah!
ABAH :
Eee juragan, Emi! Mangga atuh!
BROTO :
Sudahlah Abah, nggak usah basa-basi, Abah kan udah janji sanggup untuk menyakinkan Ujang supaya menikah dengan Emi, anak saya, mana buktinya? Pokoknya kalau Abah tidak menepati janji, maka Abah harus membayar utang Abah kepada saya, kalau tidak rumah dan seluruh kekayaan Abah akan saya sita, bagaimana Abah?
UJANG :
Hei Pak Broto! Pak Broto nggak bisa seenkanya maksa orang. Pak Broto pikir dengan harta bisa melakukan apa saja? Pak Broto salah. Bagi Ujang mah lebih baik miskin daripada kaya tapi nggak punya hati.
EMI :
Hei Kang Ujang! Kang Ujang teh nggak tahu diri, udah miskin sombong lagi. Kang ujang harus sadar siapa Akang? Akang pikir hanya Akang laki-laki di dunia ini, sok kecakepan!
ABAH :
pak Broto, saya minta maaf. Saya nggak bisa maksa poerasaan Ujang, tapi saya juga belum mampu untuk membayar hutang-hutang saya. Saya minta pengertian dari juragan.
BROTO :
Pokoknya saya tidak mau tahu. Saya kasih waktu satu bulan, bila Abah tidak melunasi hutang Abah, maka maafkanlah saya.
2.       Latar
a.       Latar tempat
Latar tempat pada naskah drama Aduh Ujang adalah Sawah. Kutipan dialog sebagai berikut:
EMI :
abah, disini kok panas banget ya? Nggak ada AC apa? Nanti kalau emi jadi hitam gimana? Nanti kang ujang nggak suka sama emi lagi gimana coba? Emi kan jadi sedih!

ABAH :
ya namamya juga di sawah neng, mana ada AC nya, lagian neng emi tetep cantik kok!
EMI :
makasih.jujur banget sih!

b.      Latar suasana
Latar suasana dalam naskah Aduh Ujang adalah romantis, menegangkan dan bahagia. Kutipan dialog sebagai berikut:
-          Latar suasana romantis
UJANG :
euis.... kamu cantik sekali
EUIS :
aaah, gombal!
UJANG :
ye.... euis, bener akang nggak bohong. Kalau kamu jadi bunga, biarlah akang jadi tangkainya
EUIS (mencubit malu)
UJANG :
kalau euis jadi bulan, biarkan akang jadi bintangnya
EUIS (semakin tersipu)
UJANG :
kalau akang jadi superman, nyi euis jadi apa?
EUIS :
jadi lex lutor!
(mengejek manja)
UJANG :
lho kok jadi lex lutor sih, harusnya kan jadi lois
EUIS :
habis akang godain euis terus sih!
( dalam hati senang)
UJANG :
neng geulis, kulitmu putih halus, selembut salju, matamu indah, sebening embun, hatimu baik, parasmu seindah semesta, siapa sih yang punya?
EUIS :
yang punya ya abah sama emak atuh!
Udah ah, jangan ngrayu terus. Euis kan jadi malu. Akang juga ganteng kok, mana baik lagi.
UJANG (menyanyikan lagu bersama euis)
UJANG :
euis, seandainya kita bisa seperti ini terus...
-          Latar suasana menegangkan
BROTO :
Selamat pagi, Abah!
ABAH :
Eee juragan, Emi! Mangga atuh!
BROTO :
Sudahlah Abah, nggak usah basa-basi, Abah kan udah janji sanggup untuk menyakinkan Ujang supaya menikah dengan Emi, anak saya, mana buktinya? Pokoknya kalau Abah tidak menepati janji, maka Abah harus membayar utang Abah kepada saya, kalau tidak rumah dan seluruh kekayaan Abah akan saya sita, bagaimana Abah?


UJANG :
Hei Pak Broto! Pak Broto nggak bisa seenkanya maksa orang. Pak Broto pikir dengan harta bisa melakukan apa saja? Pak Broto salah. Bagi Ujang mah lebih baik miskin daripada kaya tapi nggak punya hati.
EMI :
Hei Kang Ujang! Kang Ujang teh nggak tahu diri, udah miskin sombong lagi. Kang ujang harus sadar siapa Akang? Akang pikir hanya Akang laki-laki di dunia ini, sok kecakepan!
ABAH :
pak Broto, saya minta maaf. Saya nggak bisa maksa poerasaan Ujang, tapi saya juga belum mampu untuk membayar hutang-hutang saya. Saya minta pengertian dari juragan.
BROTO :
Pokoknya saya tidak mau tahu. Saya kasih waktu satu bulan, bila Abah tidak melunasi hutang Abah, maka maafkanlah saya.
-          Latar suasana bahagia
UJANG :
akang sekarang teh rasanya bahagia sekali, kalau diingat-ingat mah dulu teh susah sekali, akang ngga nyangka sekarang.
EUIS :
kita teh musti bersukur, ini semuakan karna kehendak Allah,lagian biar akang miskin ato kaya euis tetep cinta sama akang. Ngomong-ngomong teh gimana kabarnya si samsul temen akang kecil dulu yang sekarang di jakarta?
UJANG :
denger-denger sih dia sekarang di penjara ternyata dia di jakarta pengedar narkoba. Sebenarnya akang kasihan sama dia kok bisa-bisanya dia melakukan hal sekeji itu, semoga saja ia bertobat kembali kejalan yang benar.
EUIS :
kalo kabarnya emi dan pak broto gimana?
UJANG :
mereka teh sekarang pindah ke solo, sudahlah euis....tidak usah ngurusin orang lain yang penting mah kita bisa hidup rukun saling menghormati, hidup berdampingan dengan damai, perbedaan mah jangan kita jadikan alasan untuk berpecah belah, dengan perbedaan harusnya kita kan saling menguatkan. Betul tidak?
EUIS :
Akang mah ngomongnya kayak pejabat aja! Kang, Euis teh Euis teh pengen makan buah mangga muda.
UJANG :
kok tumben-tumbenan Euis pengen makan mangga muda?
EUIS :
yang pengen mah bukan Euis Akang!
UJANG :
lalu siapa atuh, kalau bukan Euis?
EUIS :
yang pengen mah ini,...
MENUNJUK PERUT
UJANG :
maksudnya Euis teh hamil, jadi sebentar lagi akang mau jadi bapak?
EUIS (mengangguk, sambil tersenyum)
UJANG :
Euis, Akang teh bahagia sekali
MELONCAT-LONCAT GEMBIRA

c.       Latar waktu
Latar waktu pada naskah Aduh Ujang adalah pagi hari. Kutipan dialognya sebagai berikut:
BROTO :
Selamat pagi, Abah!
ABAH :
Eee juragan, Emi! Mangga atuh!
3.       Alur
         Alur pada naskah Aduh Ujang adalah alur maju. Kutipan dialognya sebagai berikut:
ABAH :
sebenarnya abah teh pengen ngomong sama kamu!
UJANG :
ngomong aja atuh bah, ujang kan anak abah!
ABAH :
abah berencana menjodohkan kamu dengan Emi.
UJANG :
siapa abah???
ABAH :
emi... emi!
UJANG :
maksud abah, katemi anaknya juragan broto?
ABAH :
iya, katemi, kamu kan tau katemi suka sama kamu, lagi pula abah punya banyak hutang dengan juragan broto.
BROTO :
begini abah, saya lihat abah ini hidupnya susah. Sebagai orang yang baik, saya ingin membantu abah. Ya, biar taraf hidupnya membaik. Abah nggak mau kan hidupnya susah terus?
ABAH :
maksudnya apa teh? saya nggak ngerti
BROTO :
ya seperti yang pernah kita bicarakan dulu, ujang kan emi kan udah gede, udah pantas berkeluarga. Iya tho? Nah, maka dari itu saya bermaksud mau menjodohkan mereka secepatnya.
ABAH :
secepat itu juragan?
BROTO :
ya, untuk apa lama-lama? Lebih cepat kan lebih baik, bukan begitu emi?
EMI :
sip lah!
UJANG :
iya, Ujang tau itu, Ujang ngerti! Tapi Ujang nggak cinta sama Emi. Ujang hanya cinta Euis
ABAH :
mikir atuh Ujang mikir! Apa yang bisa kamu harapkan dari Euis, apa?
UJANG :
Euis baik abah! Euis tidak sombong, Euis cinta sama Ujang, Ujang juga cinta sama Euis
ABAH :
makan tuh cinta, emang kamu bisa hidup dengan cinta? Cinta bisa bikin kamu kenyang? Kamu teh harus mikir masa depan
UJANG :
sudahlah abah, abah nggak bisa maksa perasaan Ujang, Ujang tetap cinta sama Euis, lagian Ujang tau, abah menjodohkan Ujang dengan Emi untuk melunasi hutang-hutang abah, iya kan?
ABAH :
kurang ajar kamu! sudah berani sama orang tua ya? (hendak memukul)
EMAK :
sudah...sudah! Emak nggak ingin lihat Abah dan Ujang bertengkar. Emak ingin hidup tenang, emak sudah cukup menderita, jangan kalian tambah lagi abah! Biarkan ujang tentukan sendiri pilihannya, urusan rejeki, Allah sudah mengaturnya! Ujang, emak pengen lihat kamu sukses dengan hasil keringat kamu sendiri. Emak percaya kelak kamu bisa jadi orang berguna bagi bangsa dan agama!
4.       Tokoh
-          Ujang  
-          Euis
-          Samsul
-          Emi
-          Abah
-          Broto
-          Ibu/emak
5.       Penokohan
Ujang :
Laki-laki umur 21 tahun, ganteng, sederhana, ramah, lugu, pendidikan SMA, nurut, lahir dan besra di desa, teguh pendirian.
Kutipan dialog:
UJANG :
Abah teh masih ingat tembang itu? Ujang jadi ingat masa kecil dulu!
ABAH :
Ujang, ujang!!
UJANG :
Aya naon teh abah!
ABAH :
perasaan baru kemaren ya kamu masih netek sama emak. E... tau-tau sekarang udah besar, udah perjaka.
UJANG :
ya... abah teh kunaon kayak nggak pernah liat Ujang aja, tiap hari kan ketemu, masak iya ujang netek lagi sama emak.

Euis :
Perempuan umur 18 tahun, lumayan cantik, ramah, sederhana, sebatang kara, hidup bersama nenek, pemalu, perhatian, baik (pacar Ujang) kegiatan les menjahit, bantu nenek di sawah.
Kutipan dialog:
EUIS :
gimana akang? Enak?
UJANG :
pokoknya mah kalau yang bikin euis, pasti enak
EUIS :
akang bisa aja
 (jeda)
kang!!
UJANG :
aya naon euis, ngomong aja!
EUIS :
nggak enak ah, nggak enak ngomongnya, euis malu.
UJANG :
nggak papa, ngomong aja terus terang
EUIS :
itu
(menunjuk ada makanan nyepret)
UJANG :
oh iya, saking enaknya jadi nggak ngrasa
(Euis&ujang tertawa bersama, tersenyum simpul, saling mencuru pandang.)

Samsul:
(teman kecil Ujang), umur 21 tahun, gaul perlente, sok modern, egois, sombong, suka menghalalkan segala cara.
Kutipan dialog:
SAMSUL :
Hey Jang ! (mengagetkan)
UJANG :
MasyaAlloh. (terkejut)
SAMSU :
Lho lupa ya ma gua?
UJANG :
siapa atuh?
SAMSUL :
Temen lo! Dulu kita kan sering mandi bareng di kali , nyari belut bareng , gua juga sering nemenin lo ngangon kambing.
UJANG :
O ….Samsul , kumaha atuh , damang ? wah sekarang kau lain , kelihatan gaul , gimana kabarnya Jakarta? O….ya duduk dulu Sul!
SAMSUL :
Enak aja loe manggil gue Sal sul sal sul , panggil gua Sam . lo kayaknya gak berubah ya ? begini-begini aja, gak ada maju-majunya, kaya gua dong sekaramgguasukses di Jakarta.
Emi :
perempuan berumur 18 tahun, gadis desa gaul, cerewet, manja, GR, caper, kaya, apa maunya harus dicapai

Abah :
laki-laki umur 55 tahun, bapaknya Ujang, buruh tani, sederhana, keras, idealis, pendidikan SD.
Kutipan dialog:
ABAH :
ujang! Abah teh kepengen lihat kamu sukses, jadi orang, punya masa depan, jangan sampai kayak abahmu ini, SD saja nggak lulus, bisanya Cuma nyangkul, hidup pas-pasan Cuma buat makan.
UJANG :
abah! Kita teh mesti bersyukur. Kan masih banyak orang lain yang hidupnya lebih susah dari kita.
ABAH :
iya ujang! Tapi kamu kan tau sendiri kehidupan kita sekarang, berapa kali panen kita gagal, mana abah punya banyak utang lagi sama juragan Broto, ditambah lagi ibumu sakit-sakitan
Broto :
laki-laki umur 50 tahun, bapaknya Emi, juragannya abah, kaya, lahir dan besra di Solo, sombong, sayang anak.
Kutipan dialog:
BROTO :
oh ya, ini ada oleh-oleh, kemarin saya baru pulang dari solo
ABAH :
apa nih? Nuhun atuh, ngrepotin segala
BROTO :
ah Cuma batik, kebetulan kemarin mampir di pasar klewer. Gimana kabarnya keluargamu?
ABAH :
ya, emaknya ujang masih sering sakit-sakitan, panen juga sering gagal juragan!
BROTO:
ya sudahlah, tidak usah terlalu dipikirkan, namanya orang hidup itu kadang di atas kadang di bawah. Iya tho?
ABAH :
perasaan teh dari dulu sampe sekarang saya di bawah terus. ehm... mangga atuh duduk dulu
(mempersilahkan duduk).

Ibu/emak:
ibunya Ujang, umur 45 tahun, sakit-sakitan, sabar.
Kutipan dialog:
UJANG :
sudahlah abah, abah nggak bisa maksa perasaan Ujang, Ujang tetap cinta sama Euis, lagian Ujang tau, abah menjodohkan Ujang dengan Emi untuk melunasi hutang-hutang abah, iya kan?
ABAH :
kurang ajar kamu! sudah berani sama orang tua ya? (hendak memukul)
EMAK :
sudah...sudah! Emak nggak ingin lihat Abah dan Ujang bertengkar. Emak ingin hidup tenang, emak sudah cukup menderita, jangan kalian tambah lagi abah! Biarkan ujang tentukan sendiri pilihannya, urusan rejeki, Allah sudah mengaturnya! Ujang, emak pengen lihat kamu sukses dengan hasil keringat kamu sendiri. Emak percaya kelak kamu bisa jadi orang berguna bagi bangsa dan agama!

6.       Dialog atau gaya bahasa
Dialog atau gaya bahasa yang digunakan dalam naskah Aduh Ujang adalah bahasa yang mudah dimengerti. Dalam naskah Aduh Ujang terdapat dialog dengan menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa Sunda.
Kutipan dialog:
UJANG :
eh.... nyi Euis, dari mana? Kumaha atuh, damang?
EUIS :
alhamdulilah, damang akang. Akang kumaha, damang? Euis habis dari warung.
UJANG :
pokoknya kalau nyi euis damang, akang mah juga damang atuh.
EUIS :
aaah, akang bisa aja!
ABAH :
ehm...ehm!!!
(batuk dibuat-buat)

7.       Sudut pandang
Sudut pandang yang dugunakan pengarang dalam naskah Aduh Ujang adalah sudut pandang orang ketiga pelaku utama.
Kutipan dialog:
EMI :
punten abah!
ABAH :
mangga atuh, eh juragan, tumben-tumbenan datang kemari ada apa atuh?
BROTO :
ni mau lihat sawah, bagaimana ada kemajuan tidak?
ABAH :
ya beginilah, lagi paceklik.
EMI :
abah ni emi bawakan makanan buat abah dan ujang. Spesial deh pokoknya, jarang-jarang lho emi bawain makanan buat orang laen. Biansanya juga emi makan sendiri. Oh iya, Ujang ke mana ya? kok gak kelihatan, emi kan dah lama nggak ketemu akang, Emi kan kangen! Gimana ya kabarnya? Pasti deh tambah cakep. Emi mggak sabar pengen ketemu akang, emi kan juga habis dari salon, pasti deh akang seneng liat emi. Iya nggak bah?
ABAH :
iya, ujang di rumah lagi bantuin ibu, bentar lagi juga kemari.
BROTO :
oh ya, ini ada oleh-oleh, kemarin saya baru pulang dari solo
ABAH :
apa nih? Nuhun atuh, ngrepotin segala
BROTO :
ah Cuma batik, kebetulan kemarin mampir di pasar klewer. Gimana kabarnya keluargamu?
ABAH :
ya, emaknya ujang masih sering sakit-sakitan, panen juga sering gagal juragan!
8.       Amanat
Dalam naskah Aduh Ujang pengarang ingin menyampaikan amanatnya yaitu pengarang menginginkan penikmat karya sastra memahami maksud dari pengarang tentang keteguhan hati dan kesetiaan pada pasangannya. Pengarang menjelaskan seseorang yang tidak silau akan harta yang melimpah di depan mata. Melalui tokoh Ujang pengarang bermaksud meneladani watak dari tokoh Ujang yang memiliki watak sederhana, ramah, lugu, nurut, dan teguh pendirian. Ujang sangat menyayangi Euis dari sejak dulu, cinta mereka mengalami ujian dengan datangnya juragan Broto yang memberikan harta bendnya untuk menikahi anak juragan Broto yaitu Emi yang sangat mencintai Ujang tetapi Ujang sangat mencintai Euis. Pada naskah Aduh Ujang pengarang menginginkan pandangan kita pada tokoh ujang yang sangat mencintai Euis tidak silau harta atau mata duitan. Tidak semua orang dapat dibayar dengan harta atau uang. Pengarang menginginkan kita untuk tidak membayar orang untuk melakukan sesuatu atau bersifat memaksa dengan uang. Jadi amanat yang terdapat dalam naskah Aduh Ujang karya Jhoni Habibie mengharapkan kita atau penikmat sastra untuk tidak silau akan harta atau mata duitan.
                Kutipan dialog:
ABAH :
dasar anak tidak tau diuntung. Kamu kan tau juragan broto itu berjasa besar pada keluarga kita. Dia yang ngasih abah kerja, dia yang bantu pengobatan emakmu, dia juga yang biayain sekolah kamu. Kalau bukan karena juragan broto, mungkin kita sudah terlantar di jalan, harusnya kamu tahu itu!
UJANG :
iya, Ujang tau itu, Ujang ngerti! Tapi Ujang nggak cinta sama Emi. Ujang hanya cinta Euis
ABAH :
mikir atuh Ujang mikir! Apa yang bisa kamu harapkan dari Euis, apa?
UJANG :
Euis baik abah! Euis tidak sombong, Euis cinta sama Ujang, Ujang juga cinta sama Euis
ABAH :
makan tuh cinta, emang kamu bisa hidup dengan cinta? Cinta bisa bikin kamu kenyang? Kamu teh harus mikir masa depan
UJANG :
sudahlah abah, abah nggak bisa maksa perasaan Ujang, Ujang tetap cinta sama Euis, lagian Ujang tau, abah menjodohkan Ujang dengan Emi untuk melunasi hutang-hutang abah, iya kan?
ABAH :
kurang ajar kamu! sudah berani sama orang tua ya? (hendak memukul)

Dialog lain:
BROTO :
Selamat pagi, Abah!
ABAH :
Eee juragan, Emi! Mangga atuh!
BROTO :
Sudahlah Abah, nggak usah basa-basi, Abah kan udah janji sanggup untuk menyakinkan Ujang supaya menikah dengan Emi, anak saya, mana buktinya? Pokoknya kalau Abah tidak menepati janji, maka Abah harus membayar utang Abah kepada saya, kalau tidak rumah dan seluruh kekayaan Abah akan saya sita, bagaimana Abah?
UJANG :
Hei Pak Broto! Pak Broto nggak bisa seenkanya maksa orang. Pak Broto pikir dengan harta bisa melakukan apa saja? Pak Broto salah. Bagi Ujang mah lebih baik miskin daripada kaya tapi nggak punya hati.
EMI :
Hei Kang Ujang! Kang Ujang teh nggak tahu diri, udah miskin sombong lagi. Kang ujang harus sadar siapa Akang? Akang pikir hanya Akang laki-laki di dunia ini, sok kecakepan!
ABAH :
pak Broto, saya minta maaf. Saya nggak bisa maksa poerasaan Ujang, tapi saya juga belum mampu untuk membayar hutang-hutang saya. Saya minta pengertian dari juragan.
BROTO :
Pokoknya saya tidak mau tahu. Saya kasih waktu satu bulan, bila Abah tidak melunasi hutang Abah, maka maafkanlah saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar