Pendekatan Objektif
1.
Tema
Dalam naskah drama Aduh Ujang karya Jhoni Habibie terdapat tema
percintaan dan ekonomi. Tema percintaan dan ekonomi dalam naskah Aduh Ujang
dapat dibuktikan dengan diaolog sebagai berikut:
a.
Tema
percintaan
UJANG :
euis.... kamu cantik
sekali
EUIS :
aaah, gombal!
UJANG :
ye.... euis,
bener akang nggak bohong. Kalau kamu jadi bunga, biarlah akang jadi tangkainya
EUIS (mencubit
malu)
UJANG :
kalau euis
jadi bulan, biarkan akang jadi bintangnya
EUIS (semakin
tersipu)
UJANG :
kalau akang
jadi superman, nyi euis jadi apa?
EUIS :
jadi lex
lutor!
(mengejek
manja)
UJANG :
lho kok jadi
lex lutor sih, harusnya kan jadi lois
EUIS :
habis akang
godain euis terus sih!
( dalam hati
senang)
UJANG :
neng geulis,
kulitmu putih halus, selembut salju, matamu indah, sebening embun, hatimu baik,
parasmu seindah semesta, siapa sih yang punya?
EUIS :
yang punya ya
abah sama emak atuh!
Udah ah,
jangan ngrayu terus. Euis kan jadi malu. Akang juga ganteng kok, mana baik
lagi.
UJANG
(menyanyikan lagu bersama euis)
UJANG :
euis,
seandainya kita bisa seperti ini terus...
b.
Tema
ekonomi
BROTO :
Selamat pagi,
Abah!
ABAH :
Eee juragan,
Emi! Mangga atuh!
BROTO :
Sudahlah Abah,
nggak usah basa-basi, Abah kan udah janji sanggup untuk menyakinkan Ujang
supaya menikah dengan Emi, anak saya, mana buktinya? Pokoknya kalau Abah tidak
menepati janji, maka Abah harus membayar utang Abah kepada saya, kalau tidak
rumah dan seluruh kekayaan Abah akan saya sita, bagaimana Abah?
UJANG :
Hei Pak Broto!
Pak Broto nggak bisa seenkanya maksa orang. Pak Broto pikir dengan harta bisa
melakukan apa saja? Pak Broto salah. Bagi Ujang mah lebih baik miskin daripada
kaya tapi nggak punya hati.
EMI :
Hei Kang
Ujang! Kang Ujang teh nggak tahu diri, udah miskin sombong lagi. Kang ujang
harus sadar siapa Akang? Akang pikir hanya Akang laki-laki di dunia ini, sok
kecakepan!
ABAH :
pak Broto,
saya minta maaf. Saya nggak bisa maksa poerasaan Ujang, tapi saya juga belum
mampu untuk membayar hutang-hutang saya. Saya minta pengertian dari juragan.
BROTO :
Pokoknya saya
tidak mau tahu. Saya kasih waktu satu bulan, bila Abah tidak melunasi hutang
Abah, maka maafkanlah saya.
2.
Latar
a.
Latar
tempat
Latar tempat pada
naskah drama Aduh Ujang adalah Sawah. Kutipan dialog sebagai berikut:
EMI :
abah, disini kok
panas banget ya? Nggak ada AC apa? Nanti kalau emi jadi hitam gimana? Nanti
kang ujang nggak suka sama emi lagi gimana coba? Emi kan jadi sedih!
ABAH :
ya namamya juga
di sawah neng, mana ada AC nya, lagian neng emi tetep cantik kok!
EMI :
makasih.jujur
banget sih!
b.
Latar
suasana
Latar
suasana dalam naskah Aduh Ujang adalah romantis, menegangkan dan bahagia.
Kutipan dialog sebagai berikut:
-
Latar
suasana romantis
UJANG :
euis.... kamu cantik sekali
EUIS :
aaah, gombal!
UJANG :
ye.... euis, bener akang nggak bohong. Kalau kamu jadi
bunga, biarlah akang jadi tangkainya
EUIS (mencubit malu)
UJANG :
kalau euis jadi bulan, biarkan akang jadi bintangnya
EUIS (semakin tersipu)
UJANG :
kalau akang jadi superman, nyi euis jadi apa?
EUIS :
jadi lex lutor!
(mengejek manja)
UJANG :
lho kok jadi lex lutor sih, harusnya kan jadi lois
EUIS :
habis akang godain euis terus sih!
( dalam hati senang)
UJANG :
neng geulis, kulitmu putih halus, selembut salju,
matamu indah, sebening embun, hatimu baik, parasmu seindah semesta, siapa sih
yang punya?
EUIS :
yang punya ya abah sama emak atuh!
Udah ah, jangan ngrayu terus. Euis kan jadi malu.
Akang juga ganteng kok, mana baik lagi.
UJANG (menyanyikan lagu bersama euis)
UJANG :
euis, seandainya kita bisa seperti ini terus...
-
Latar suasana
menegangkan
BROTO :
Selamat pagi, Abah!
ABAH :
Eee juragan, Emi! Mangga atuh!
BROTO :
Sudahlah Abah, nggak usah basa-basi, Abah kan udah janji
sanggup untuk menyakinkan Ujang supaya menikah dengan Emi, anak saya, mana
buktinya? Pokoknya kalau Abah tidak menepati janji, maka Abah harus membayar
utang Abah kepada saya, kalau tidak rumah dan seluruh kekayaan Abah akan saya
sita, bagaimana Abah?
UJANG :
Hei Pak Broto! Pak Broto nggak bisa seenkanya maksa
orang. Pak Broto pikir dengan harta bisa melakukan apa saja? Pak Broto salah.
Bagi Ujang mah lebih baik miskin daripada kaya tapi nggak punya hati.
EMI :
Hei Kang Ujang! Kang Ujang teh nggak tahu diri, udah
miskin sombong lagi. Kang ujang harus sadar siapa Akang? Akang pikir hanya
Akang laki-laki di dunia ini, sok kecakepan!
ABAH :
pak Broto, saya minta maaf. Saya nggak bisa maksa
poerasaan Ujang, tapi saya juga belum mampu untuk membayar hutang-hutang saya.
Saya minta pengertian dari juragan.
BROTO :
Pokoknya saya tidak mau tahu. Saya kasih waktu satu
bulan, bila Abah tidak melunasi hutang Abah, maka maafkanlah saya.
-
Latar
suasana bahagia
UJANG :
akang sekarang teh rasanya bahagia sekali, kalau
diingat-ingat mah dulu teh susah sekali, akang ngga nyangka sekarang.
EUIS :
kita teh musti bersukur, ini semuakan karna kehendak
Allah,lagian biar akang miskin ato kaya euis tetep cinta sama akang.
Ngomong-ngomong teh gimana kabarnya si samsul temen akang kecil dulu yang
sekarang di jakarta?
UJANG :
denger-denger sih dia sekarang di penjara ternyata dia
di jakarta pengedar narkoba. Sebenarnya akang kasihan sama dia kok bisa-bisanya
dia melakukan hal sekeji itu, semoga saja ia bertobat kembali kejalan yang
benar.
EUIS :
kalo kabarnya emi dan pak broto gimana?
UJANG :
mereka teh sekarang pindah ke solo, sudahlah
euis....tidak usah ngurusin orang lain yang penting mah kita bisa hidup rukun
saling menghormati, hidup berdampingan dengan damai, perbedaan mah jangan kita
jadikan alasan untuk berpecah belah, dengan perbedaan harusnya kita kan saling
menguatkan. Betul tidak?
EUIS :
Akang mah ngomongnya kayak pejabat aja! Kang, Euis teh
Euis teh pengen makan buah mangga muda.
UJANG :
kok tumben-tumbenan Euis pengen makan mangga muda?
EUIS :
yang pengen mah bukan Euis Akang!
UJANG :
lalu siapa atuh, kalau bukan Euis?
EUIS :
yang pengen mah ini,...
MENUNJUK PERUT
UJANG :
maksudnya Euis teh hamil, jadi sebentar lagi akang mau
jadi bapak?
EUIS (mengangguk, sambil tersenyum)
UJANG :
Euis, Akang teh bahagia sekali
MELONCAT-LONCAT GEMBIRA
c.
Latar
waktu
Latar waktu pada
naskah Aduh Ujang adalah pagi hari. Kutipan dialognya sebagai berikut:
BROTO :
Selamat pagi,
Abah!
ABAH :
Eee juragan,
Emi! Mangga atuh!
3.
Alur
Alur pada naskah Aduh Ujang adalah alur
maju. Kutipan dialognya sebagai berikut:
ABAH :
sebenarnya abah
teh pengen ngomong sama kamu!
UJANG :
ngomong aja atuh
bah, ujang kan anak abah!
ABAH :
abah berencana
menjodohkan kamu dengan Emi.
UJANG :
siapa abah???
ABAH :
emi... emi!
UJANG :
maksud abah,
katemi anaknya juragan broto?
ABAH :
iya, katemi,
kamu kan tau katemi suka sama kamu, lagi pula abah punya banyak hutang dengan
juragan broto.
BROTO :
begini abah,
saya lihat abah ini hidupnya susah. Sebagai orang yang baik, saya ingin
membantu abah. Ya, biar taraf hidupnya membaik. Abah nggak mau kan hidupnya
susah terus?
ABAH :
maksudnya apa
teh? saya nggak ngerti
BROTO :
ya seperti yang
pernah kita bicarakan dulu, ujang kan emi kan udah gede, udah pantas
berkeluarga. Iya tho? Nah, maka dari itu saya bermaksud mau menjodohkan mereka
secepatnya.
ABAH :
secepat itu
juragan?
BROTO :
ya, untuk apa
lama-lama? Lebih cepat kan lebih baik, bukan begitu emi?
EMI :
sip lah!
UJANG :
iya, Ujang tau
itu, Ujang ngerti! Tapi Ujang nggak cinta sama Emi. Ujang hanya cinta Euis
ABAH :
mikir atuh Ujang
mikir! Apa yang bisa kamu harapkan dari Euis, apa?
UJANG :
Euis baik abah!
Euis tidak sombong, Euis cinta sama Ujang, Ujang juga cinta sama Euis
ABAH :
makan tuh cinta,
emang kamu bisa hidup dengan cinta? Cinta bisa bikin kamu kenyang? Kamu teh
harus mikir masa depan
UJANG :
sudahlah abah,
abah nggak bisa maksa perasaan Ujang, Ujang tetap cinta sama Euis, lagian Ujang
tau, abah menjodohkan Ujang dengan Emi untuk melunasi hutang-hutang abah, iya
kan?
ABAH :
kurang ajar
kamu! sudah berani sama orang tua ya? (hendak memukul)
EMAK :
sudah...sudah!
Emak nggak ingin lihat Abah dan Ujang bertengkar. Emak ingin hidup tenang, emak
sudah cukup menderita, jangan kalian tambah lagi abah! Biarkan ujang tentukan
sendiri pilihannya, urusan rejeki, Allah sudah mengaturnya! Ujang, emak pengen
lihat kamu sukses dengan hasil keringat kamu sendiri. Emak percaya kelak kamu
bisa jadi orang berguna bagi bangsa dan agama!
4.
Tokoh
-
Ujang
-
Euis
-
Samsul
-
Emi
-
Abah
-
Broto
-
Ibu/emak
5.
Penokohan
Ujang :
Laki-laki umur
21 tahun, ganteng, sederhana, ramah, lugu, pendidikan SMA, nurut, lahir dan
besra di desa, teguh pendirian.
Kutipan dialog:
UJANG :
Abah teh masih
ingat tembang itu? Ujang jadi ingat masa kecil dulu!
ABAH :
Ujang, ujang!!
UJANG :
Aya naon teh
abah!
ABAH :
perasaan baru
kemaren ya kamu masih netek sama emak. E... tau-tau sekarang udah besar, udah
perjaka.
UJANG :
ya... abah teh
kunaon kayak nggak pernah liat Ujang aja, tiap hari kan ketemu, masak iya ujang
netek lagi sama emak.
Euis :
Perempuan umur
18 tahun, lumayan cantik, ramah, sederhana, sebatang kara, hidup bersama nenek,
pemalu, perhatian, baik (pacar Ujang) kegiatan les menjahit, bantu nenek di
sawah.
Kutipan dialog:
EUIS :
gimana akang?
Enak?
UJANG :
pokoknya mah
kalau yang bikin euis, pasti enak
EUIS :
akang bisa aja
(jeda)
kang!!
UJANG :
aya naon euis,
ngomong aja!
EUIS :
nggak enak ah,
nggak enak ngomongnya, euis malu.
UJANG :
nggak papa,
ngomong aja terus terang
EUIS :
itu
(menunjuk ada
makanan nyepret)
UJANG :
oh iya, saking
enaknya jadi nggak ngrasa
(Euis&ujang
tertawa bersama, tersenyum simpul, saling mencuru pandang.)
Samsul:
(teman kecil
Ujang), umur 21 tahun, gaul perlente, sok modern, egois, sombong, suka
menghalalkan segala cara.
Kutipan dialog:
SAMSUL :
Hey Jang !
(mengagetkan)
UJANG :
MasyaAlloh.
(terkejut)
SAMSU :
Lho lupa ya ma
gua?
UJANG :
siapa atuh?
SAMSUL :
Temen lo! Dulu
kita kan sering mandi bareng di kali , nyari belut bareng , gua juga sering
nemenin lo ngangon kambing.
UJANG :
O ….Samsul ,
kumaha atuh , damang ? wah sekarang kau lain , kelihatan gaul , gimana kabarnya
Jakarta? O….ya duduk dulu Sul!
SAMSUL :
Enak aja loe
manggil gue Sal sul sal sul , panggil gua Sam . lo kayaknya gak berubah ya ?
begini-begini aja, gak ada maju-majunya, kaya gua dong sekaramgguasukses di
Jakarta.
Emi :
perempuan
berumur 18 tahun, gadis desa gaul, cerewet, manja, GR, caper, kaya, apa maunya
harus dicapai
Abah :
laki-laki umur
55 tahun, bapaknya Ujang, buruh tani, sederhana, keras, idealis, pendidikan SD.
Kutipan dialog:
ABAH :
ujang! Abah teh
kepengen lihat kamu sukses, jadi orang, punya masa depan, jangan sampai kayak
abahmu ini, SD saja nggak lulus, bisanya Cuma nyangkul, hidup pas-pasan Cuma
buat makan.
UJANG :
abah! Kita teh
mesti bersyukur. Kan masih banyak orang lain yang hidupnya lebih susah dari
kita.
ABAH :
iya ujang! Tapi
kamu kan tau sendiri kehidupan kita sekarang, berapa kali panen kita gagal,
mana abah punya banyak utang lagi sama juragan Broto, ditambah lagi ibumu
sakit-sakitan
Broto :
laki-laki umur
50 tahun, bapaknya Emi, juragannya abah, kaya, lahir dan besra di Solo,
sombong, sayang anak.
Kutipan dialog:
BROTO :
oh ya, ini ada
oleh-oleh, kemarin saya baru pulang dari solo
ABAH :
apa nih? Nuhun atuh,
ngrepotin segala
BROTO :
ah Cuma batik,
kebetulan kemarin mampir di pasar klewer. Gimana kabarnya keluargamu?
ABAH :
ya, emaknya
ujang masih sering sakit-sakitan, panen juga sering gagal juragan!
BROTO:
ya sudahlah,
tidak usah terlalu dipikirkan, namanya orang hidup itu kadang di atas kadang di
bawah. Iya tho?
ABAH :
perasaan teh
dari dulu sampe sekarang saya di bawah terus. ehm... mangga atuh duduk dulu
(mempersilahkan
duduk).
Ibu/emak:
ibunya Ujang,
umur 45 tahun, sakit-sakitan, sabar.
Kutipan dialog:
UJANG :
sudahlah abah,
abah nggak bisa maksa perasaan Ujang, Ujang tetap cinta sama Euis, lagian Ujang
tau, abah menjodohkan Ujang dengan Emi untuk melunasi hutang-hutang abah, iya
kan?
ABAH :
kurang ajar
kamu! sudah berani sama orang tua ya? (hendak memukul)
EMAK :
sudah...sudah!
Emak nggak ingin lihat Abah dan Ujang bertengkar. Emak ingin hidup tenang, emak
sudah cukup menderita, jangan kalian tambah lagi abah! Biarkan ujang tentukan
sendiri pilihannya, urusan rejeki, Allah sudah mengaturnya! Ujang, emak pengen
lihat kamu sukses dengan hasil keringat kamu sendiri. Emak percaya kelak kamu
bisa jadi orang berguna bagi bangsa dan agama!
6.
Dialog
atau gaya bahasa
Dialog
atau gaya bahasa yang digunakan dalam naskah Aduh Ujang adalah bahasa yang mudah
dimengerti. Dalam naskah Aduh Ujang terdapat dialog dengan menggunakan bahasa
daerah yaitu bahasa Sunda.
Kutipan dialog:
UJANG :
eh.... nyi Euis,
dari mana? Kumaha atuh, damang?
EUIS :
alhamdulilah,
damang akang. Akang kumaha, damang? Euis habis dari warung.
UJANG :
pokoknya kalau
nyi euis damang, akang mah juga damang atuh.
EUIS :
aaah, akang bisa
aja!
ABAH :
ehm...ehm!!!
(batuk
dibuat-buat)
7.
Sudut
pandang
Sudut
pandang yang dugunakan pengarang dalam naskah Aduh Ujang adalah sudut pandang
orang ketiga pelaku utama.
Kutipan dialog:
EMI :
punten abah!
ABAH :
mangga atuh, eh
juragan, tumben-tumbenan datang kemari ada apa atuh?
BROTO :
ni mau lihat
sawah, bagaimana ada kemajuan tidak?
ABAH :
ya beginilah,
lagi paceklik.
EMI :
abah ni emi
bawakan makanan buat abah dan ujang. Spesial deh pokoknya, jarang-jarang lho
emi bawain makanan buat orang laen. Biansanya juga emi makan sendiri. Oh iya,
Ujang ke mana ya? kok gak kelihatan, emi kan dah lama nggak ketemu akang, Emi
kan kangen! Gimana ya kabarnya? Pasti deh tambah cakep. Emi mggak sabar pengen
ketemu akang, emi kan juga habis dari salon, pasti deh akang seneng liat emi.
Iya nggak bah?
ABAH :
iya, ujang di
rumah lagi bantuin ibu, bentar lagi juga kemari.
BROTO :
oh ya, ini ada oleh-oleh,
kemarin saya baru pulang dari solo
ABAH :
apa nih? Nuhun
atuh, ngrepotin segala
BROTO :
ah Cuma batik,
kebetulan kemarin mampir di pasar klewer. Gimana kabarnya keluargamu?
ABAH :
ya, emaknya ujang
masih sering sakit-sakitan, panen juga sering gagal juragan!
8.
Amanat
Dalam
naskah Aduh Ujang pengarang ingin menyampaikan amanatnya yaitu pengarang
menginginkan penikmat karya sastra memahami maksud dari pengarang tentang
keteguhan hati dan kesetiaan pada pasangannya. Pengarang menjelaskan seseorang
yang tidak silau akan harta yang melimpah di depan mata. Melalui tokoh Ujang
pengarang bermaksud meneladani watak dari tokoh Ujang yang memiliki watak
sederhana, ramah, lugu, nurut, dan teguh pendirian. Ujang sangat menyayangi
Euis dari sejak dulu, cinta mereka mengalami ujian dengan datangnya juragan
Broto yang memberikan harta bendnya untuk menikahi anak juragan Broto yaitu Emi
yang sangat mencintai Ujang tetapi Ujang sangat mencintai Euis. Pada naskah
Aduh Ujang pengarang menginginkan pandangan kita pada tokoh ujang yang sangat
mencintai Euis tidak silau harta atau mata duitan. Tidak semua orang dapat
dibayar dengan harta atau uang. Pengarang menginginkan kita untuk tidak
membayar orang untuk melakukan sesuatu atau bersifat memaksa dengan uang. Jadi amanat
yang terdapat dalam naskah Aduh Ujang karya Jhoni Habibie mengharapkan kita
atau penikmat sastra untuk tidak silau akan harta atau mata duitan.
Kutipan
dialog:
ABAH :
dasar anak
tidak tau diuntung. Kamu kan tau juragan broto itu berjasa besar pada keluarga
kita. Dia yang ngasih abah kerja, dia yang bantu pengobatan emakmu, dia juga
yang biayain sekolah kamu. Kalau bukan karena juragan broto, mungkin kita sudah
terlantar di jalan, harusnya kamu tahu itu!
UJANG :
iya, Ujang
tau itu, Ujang ngerti! Tapi Ujang nggak cinta sama Emi. Ujang hanya cinta Euis
ABAH :
mikir atuh
Ujang mikir! Apa yang bisa kamu harapkan dari Euis, apa?
UJANG :
Euis baik
abah! Euis tidak sombong, Euis cinta sama Ujang, Ujang juga cinta sama Euis
ABAH :
makan tuh
cinta, emang kamu bisa hidup dengan cinta? Cinta bisa bikin kamu kenyang? Kamu
teh harus mikir masa depan
UJANG :
sudahlah
abah, abah nggak bisa maksa perasaan Ujang, Ujang tetap cinta sama Euis, lagian
Ujang tau, abah menjodohkan Ujang dengan Emi untuk melunasi hutang-hutang abah,
iya kan?
ABAH :
kurang ajar
kamu! sudah berani sama orang tua ya? (hendak memukul)
Dialog lain:
BROTO :
Selamat pagi,
Abah!
ABAH :
Eee juragan,
Emi! Mangga atuh!
BROTO :
Sudahlah
Abah, nggak usah basa-basi, Abah kan udah janji sanggup untuk menyakinkan Ujang
supaya menikah dengan Emi, anak saya, mana buktinya? Pokoknya kalau Abah tidak
menepati janji, maka Abah harus membayar utang Abah kepada saya, kalau tidak
rumah dan seluruh kekayaan Abah akan saya sita, bagaimana Abah?
UJANG :
Hei Pak
Broto! Pak Broto nggak bisa seenkanya maksa orang. Pak Broto pikir dengan harta
bisa melakukan apa saja? Pak Broto salah. Bagi Ujang mah lebih baik miskin
daripada kaya tapi nggak punya hati.
EMI :
Hei Kang
Ujang! Kang Ujang teh nggak tahu diri, udah miskin sombong lagi. Kang ujang
harus sadar siapa Akang? Akang pikir hanya Akang laki-laki di dunia ini, sok
kecakepan!
ABAH :
pak Broto,
saya minta maaf. Saya nggak bisa maksa poerasaan Ujang, tapi saya juga belum
mampu untuk membayar hutang-hutang saya. Saya minta pengertian dari juragan.
BROTO :
Pokoknya saya
tidak mau tahu. Saya kasih waktu satu bulan, bila Abah tidak melunasi hutang
Abah, maka maafkanlah saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar