BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hakikat bahasa
berfungsi sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi baik secara lisan
maupun tulisan. Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan
berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan,
perasaan, pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi, dan kemampuan
memperluas wawasan.
Keraf mengatakan
bahwa bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat, berupa lambang
bunyi suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (2001: 3). Komunikasi dapat
dikatakan berhasil apabila amanat atau pesan yang disampaikan penyapa dapat
diterima pesapa persis sama dengan apa yang ada dalam pikiran penyapa.
Pembelajaran
bahasa Indonesia mencakup keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan
keterampilan menulis (Tarigan, 1996: 1). Keterampilan mendengarkan dan
keterampilan membaca merupakan keterampilan reseptif, sementara untuk
keterampilan berbicara dan keterampilan menulis merupakan keterampilan yang
produktif.
Menulis dapat
diartikan sebagai bentuk kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa
tulis sebagai media. Pesan tersebut berupa simbol atau lambang bahasa. Menurut Tarigan
(1996: 22), menulis dikatakan sebagai suatu representasi bagian dari kesatuan ekspresi
bahasa.
Sebagai salah
satu dari keterampilan berbahasa, menulis juga merupakan sebuah proses kreatif
menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya mengajak,
menginformasikan, meyakinkan, dan menghibur pembaca. Dengan demikian, menulis
berarti menyusun kata menjadi kalimat, menyusun kalimat menjadi paragraf,
menyusun paragraf menjadi tulisan kompleks yang mengacu pada pokok persoalan.
Keterampilan
menulis merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Melalui menulis siswa
dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan
perasaan yang dimiliki. Selain itu, dengan menulis siswa dapat mengembangkan
daya pikir dan kreativitas dalam menulis.
Tujuan
pembelajaran bahasa Indonesia dari aspek menulis adalah agar siswa mampu
menuangkan pengalaman dan gagasan, mampu mengungkapkan informasi secara
tertulis dengan jelas sesuai dengan pokok bahasan (konteks) dan keadaan
(situasi). Siswa harus peka terhadap lingkungan dan mampu mengungkapkannya
dalam karangan. Tujuan khusus aspek menulis ialah agar siswa memiliki kegemaran
menulis untuk meningkatkan pengetahuan dan memanfaatkannnya dalam kegiatan
sehari-hari.
Menurut
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas X, salah satu kompetensi dasar
menulis yang harus dikuasai siswa adalah menulis gagasan untuk meyakinkan atau
mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf
persuasi. Siswa dianggap mencapai kompetensi tersebut jika siswa mampu menulis
gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu
dalam bentuk paragraf persuasi sesuai dengan kriteria penulisan paragraf
persuasi yang baik.
Paragraf
persuasi adalah salah satu jenis karangan atau tulisan yang bertujuan untuk
memengaruhi pembaca. Oleh
karena itu, sebuah
tulisan persuasi memerlukan data sebagai penunjang. Data yang digunakan
dalam tulisan atau karangan persuasi lebih baik berupa fakta. Dalam tulisan
atau karangan persuasi biasanya menggunakan kalimat-kalimat yang sifatnya mengajak atau memengaruhi pembaca
agar bersikap atau
melakukan sesuatu (Oken, 2009: 1).
Ada berbagai macam paragraf persuasi
yang diketahui. Salah satu macam paragraf persuasi adalah persuasi advertensi. Persuasi advertensi adalah paragraf persuasi
yang digunakan dalam bidang periklanan. Lewat
persuasi advertensi ini
diharapkan pembaca atau pendengar menjadi kenal, senang, ingin memiliki,
berusaha untuk memiliki barang atau memakai jasa yang ditawarkan. Oleh karena
itu, advertensi diberi predikat jalur komunikasi antara pabrik dan penyalur,
pemilik barang dan publik sebagai konsumen. Iklan beraneka ragam, ada yang
sangat pendek, ada pula yang panjang. Persuasi advertensi yang baik adalah persuasi yang mampu dan berhasil
merangsang konsumen membeli barang yang ditawarkan. Sebaliknya, persuasi advertensi itu tergolong sebagai
persuasi yang kurang baik apabila tidak berhasil merangsang konsumen untuk
membeli barang yang diiklankan.
Berdasarkan observasi
dan pengamatan guru di kelas, siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotawaringin Lama
mengalami kesulitan dalam menulis terutama menggunakan ejaan, pilihan kata, dan
penyusunan kalimat yang efektif dengan komposisi menulis paragraf persuasif
yang tepat. Kesulitan yang dialami siswa disebabkan beberapa hal, di antaranya
(a) keterbatasan pengetahuan siswa tentang ejaan yang disempurnakan, (b)
penjelasan guru tidak disertai contoh yang konkret, (c) guru lebih banyak
ceramah dan jarang memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih kreatif
(bertanya), (d) media/ alat pembelajaran kurang inovatif.
Berkaitan dengan hal tersebut,
kegiatan pembelajaran tentang menulis paragraf persuasi memerlukan solusi yang tepat agar tujuan yang
diinginkan dapat tercapai. Sementara, masalah lain juga
dapat mempengaruhi ketidakmampuan siswa memahami materi yaitu guru sebagai
tenaga pengajar dalam kegiatan pembelajaran hanya menjelaskan materi dan
memberi tugas sebagai evaluasi. Guru dalam kegiatan pembelajaran tersebut tidak
menanamkan rasa ingin tahu, siswa benar-benar mengerti atau tidak mengenai
materi yang disampaikan. Oleh karena
itu, diperlukan model pembelajaran yang dapat mengatasi persoalan-persoalan yang ada. Salah satu
strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah pair checks.
Model pembelajaran
yang dipilih dan dipergunakan dengan baik oleh guru dapat mendorong siswa untuk
aktif mengikuti kegiatan belajar yang menyenangkan dan bermakna. Model
pembelajaran yang digunakan sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil
belajar siswa. Pengajaran bahasa
Indonesia tidak boleh hanya menekankan aspek kognitif yang lebih mementingkan
tingkat pengetahuan. Pengajaran harus sampai pada tingkat aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Bertolak dari hal tersebut, siswa dilatih mengembangkan
kemampuan pribadinya secara aktif, bukan hanya selalu menerima apa saja yang
yang diberikan oleh guru.
Menurut Sanjaya (2007; 49), pembelajaran pair check adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang
berpasangan (kelompok sebangku) yang bertujuan untuk mendalami atau melatih materi
yang telah dipelajarinya. Salah satu keunggulan metode ini adalah siswa mencari
pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan, metode ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk
semua tingkatan usia. Melalui penataan serta penyediaan sumber belajar yang
mendukung sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Menurut Suyatno (2009: 72) sintak dari pair check adalah sajian informasi
kompetensi, mendemontrasikan pengetahuan dan keterampilan
prosedural, membimbing pelatihan-penerapan, pair check siswa berkelompok berpasangan
sebangku, salah seorang menyajikan persoalan dan temannya mengerjakan,
pengecekan kebenaran jawaban, bertukar peran, penyimpulan dan evaluasi,
refleksi. Adapun kelebihan dari pembelajaran kooperatif tipe pair check adalah, a) meningkatkan kemandirian
siswa, b) meningkatkan partisipasi siswa untuk menyumbangkan pemikiran karena
merasa leluasa dalam mengungkapkan pendapatnya, c) membentuk kelompok lebih
mudah dan lebih cepat, d) melatih kecepatan berpikir siswa.
Bekerja
berpasangan merupakan salah satu model
pembelajaran yang memungkinkan dapat menarik
perhatian siswa. Model
pembelajaran ini digunakan dalam
pembelajaran agar masing-masing anggota kelompok dalam pasangan mendapat kesempatan untuk memberikan
kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lainnya.
Salah satu model pembelajaran yang menggunakan media kelompok berpasangan yaitu model pembelajaran pair checks.
Melalui kegiatan
pembelajaran menulis paragraf persuasi advertensi dengan model pembelajaran pair checks ini diharapkan dapat
membantu siswa untuk saling
memberikan kontribusi terhadap penulisan paragraf persuasi advertensi
dan melatih rasa sosial
siswa, kerja sama serta ketelitian siswa.
Sehubungan
dengan uraian-uraian di atas, penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pair
Checks pada Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Advertensi Kelas X
Semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama Tahun Pembelajaran 2015/2016” diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran terhadap usaha peningkatan mutu pembelajaran bahasa Indonesia dalam
aspek menulis.
Alasan peneliti memilih SMA Negeri
1 Kurun sebagai lokasi atau tempat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. SMA
Negeri 1 Kotawaringin Lama merupakan
salah satu sekolah favorit yang berada di Kabupaten Kotawaringin Barat.
2. SMA
Negeri 1 Kotawaringin Lama
memiliki sarana dan prasarana belajar yang mendukung seperti
perpustakaan, Wi-fi, dan
Laboratorium.
3. SMA
Negeri 1 Kotawaringin Lama pada
tahun pembelajaran 2014/2015 berhasil meluluskan siswanya sebanyak 95,25 %.
4. SMA
Negeri 1 Kotawaringin Lama
memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam hal belajar-mengajar,
sehingga siswanya aktif dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar.
5. SMA Negeri 1 Kotawaringin Lama memiliki banyak prestasi
di antaranya yang terakhir di dapat adalah juara I LCC empat pilar kehidupan
berbangsa dan bernegara tingkat Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2015, juara
umum pramuka tingkat kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2015 dan juara
olimpiade matematika tingkat kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2016.
1.2
Identifikasi
Masalah
Permasalahan
yang sering dihadapi oleh siswa dalam memberikan materi pembelajaran mengenai
menulis paragraf persuasi advertensi yaitu siswa kurang bersemangat dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran apalagi mengenai paragraf persuasi advertensi
yang menuntut pemahaman mengenai kaidah kebahasaan yang memadai. Siswa
cenderung malas untuk belajar mengenai paragraf persuasi advertensi yang
dianggap sangat menyita pemikiran, melelahkan, membosankan, apalagi berkaitan
dengan kaidah-kaidah kebahasaan yang baik dan benar sehingga terlebih dahulu
memberikan asumsi dalam benak siswa bahwa menulis paragraf persuasi advertensi
adalah pelajaran yang rumit dan membosankan.
Selain
permasalahan di atas, yang dihadapi oleh siswa dalam pembelajaran menulis
paragraf persuasi advertensi adalah siswa merasa bahwa pembelajaran tersebut
sebagai proses yang panjang dan membosankan. Oleh karena itu, dengan menerapkan
model pembelajaran pair checks ini
diharapkan dapat membantu memecahkan masalah terhadap kurangnya minat siswa
terhadap kegiatan menulis paragraf persuasi advertensi.
Berdasarkan
latar belakang penelitian yang sudah dikemukakan tersebut, dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut.
1. Rendahnya aktivitas siswa kelas X
Semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama tahun
pembelajaran 2015/2016 dalam kegiatan
menulis paragraf persuasi advertensi.
2. Rendahnya aktivitas guru kelas X
Semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama
tahun pembelajaran 2015/2016 dalam
kegiatan pembelajaran menulis paragraf persuasi advertensi.
3. Rendahnya hasil belajar siswa
kelas X Semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama tahun pembelajaran 2015/2016 dalam kegiatan menulis
paragraf persuasi advertensi
.
4.
Keterbatasan
pengetahuan siswa tentang ejaan yang disempurnakan.
5.
Penjelasan guru
tidak disertai contoh yang konkret.
6.
Guru lebih banyak
ceramah dan jarang memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih kreatif
(bertanya),
7.
Media/ alat pembelajaran kurang inovatif.
1.3
Rumusan Masalah
Bertolak dari
identifikasi masalah di atas, penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pair Checks pada Keterampilan Menulis
Paragraf Persuasi Advertensi Kelas X Semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama Tahun
Pembelajaran 2015/2016” ini, dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana
aktivitas siswa kelas X Semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama dalam kegiatan keterampilan
menulis paragraf persuasi advertensi
dengan model pembelajaran pair checks?
2. Bagaimana
aktivitas guru kelas X Semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama dalam kegiatan
keterampilan menulis paragraf persuasi advertensi dengan model pembelajaran pair checks?
3. Bagaimana
hasil belajar siswa kelas X Semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama dalam kegiatan
keterampilan menulis paragraf persuasi advertensi dengan model pembelajaran pair checks?
1.4
Pembatasan Masalah
Penelitian ini
dibatasi agar pembahasan data penelitian tidak mengalami kekaburan atau
penyimpangan. Pembatasan masalah
penelitian diarahkan pada aktivitas siswa, aktivitas guru, dan hasil belajar
siswa dalam keterampilan
menulis paragraf persuasi advertensi
dengan model pembelajaran pair checks pada pembelajaran kelas X
semester II tahun pembelajaran 2015/2016 SMAN 1 Kotawaringin Lama.
1.5 Tujuan
Penelitian
Tujuan umum
penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang penerapan model
pembelajaran pair checks dalam keterampilan menulis
paragraf persuasi advertensi
pada kelas X semester II tahun pembelajaran 2015/2016 SMAN 1 Kotawaringin Lama.
Secara khusus penelitian ini dilakukan
bertujuan sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan
aktivitas siswa kelas X Semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama dalam kegiatan
keterampilan menulis paragraf persuasi advertensi dengan model pembelajaran pair checks.
2. Mendeskripsikan
aktivitas guru kelas X Semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama dalam kegiatan
pembelajaran keterampilan
menulis paragraf persuasi advertensi dengan model
pembelajaran pair checks.
3. Mendeskripsikan
hasil belajar siswa kelas X Semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama dalam kegiatan
keterampilan menulis paragraf persuasi advertensi dengan model pembelajaran pair checks.
1.6 Manfaat
Penelitian
Hasil penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pair Checks pada
Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Advertensi Kelas X Semester II SMAN 1
Kotawaringin Lama Tahun Pembelajaran 2015/2016” ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, bagi guru dan bagi
sekolah. Adapun lebih rinci manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.6.1 Manfaat untuk Siswa
Manfaat untuk siswa adalah agar siswa
memiliki kemampuan menulis paragraf
persuasi advertensi dengan model pembelajaran pair checks, serta menambah wawasan siswa tentang bagaimana cara menulis paragraf persuasi advertensi yang baik. Menumbuhkan minat dan motivasi siswa tentang pemahaman
mengenai paragraf persuasi advertensi.
1.6.2
Manfaat
untuk Guru
Manfaat penelitian ini bagi guru adalah untuk memperoleh wawasan,
pengetahuan, dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas serta
meningkatkan hasil belajar siswa untuk menguasai pembelajaran menulis paragraf persuasi advertensi dengan model pembelajaran pair
checks. Penelitian ini menjadi
bahan pertimbangan untuk diterapkan di kelas nantinya.
1.6.3
Manfaat
untuk Peneliti
Penelitian
ini bermanfaat bagi peneliti untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
penerapan model pembelajaran pair checks sehingga
dapat diaplikasikan di kemudian hari. Manfaat lainnya adalah penelitian ini bisa menjadi referensi bagi peneliti
selanjutnya.
1.6.4
Manfaat
untuk Sekolah
Penelitian ini bermanfaat bagi sekolah untuk memperbaiki kekurangan
dan menjadi bahan pertimbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah, serta
dapat meningkatkan mutu pendidikan khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia.
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran kemampuan siswa dalam
pembelajaran menulis paragraf
persuasi advertensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar