Translate

Sabtu, 25 November 2017

2. BAB I Pendahuluan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Hakikat bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi, dan kemampuan memperluas wawasan.
Keraf mengatakan bahwa bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat, berupa lambang bunyi suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (2001: 3). Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila amanat atau pesan yang disampaikan penyapa dapat diterima pesapa persis sama dengan apa yang ada dalam pikiran penyapa.
Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Tarigan, 1996: 1). Keterampilan mendengarkan dan keterampilan membaca merupakan keterampilan reseptif, sementara untuk keterampilan berbicara dan keterampilan menulis merupakan keterampilan yang produktif.
Menulis dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media. Pesan tersebut berupa simbol atau lambang bahasa. Menurut Tarigan (1996: 22), menulis dikatakan sebagai suatu representasi bagian dari kesatuan ekspresi bahasa.
Sebagai salah satu dari keterampilan berbahasa, menulis juga merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya mengajak, menginformasikan, meyakinkan, dan menghibur pembaca. Dengan demikian, menulis berarti menyusun kata menjadi kalimat, menyusun kalimat menjadi paragraf, menyusun paragraf menjadi tulisan kompleks yang mengacu pada pokok persoalan.
Keterampilan menulis  merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Melalui menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, dengan menulis siswa dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas dalam menulis.
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dari aspek menulis adalah agar siswa mampu menuangkan pengalaman dan gagasan, mampu mengungkapkan informasi secara tertulis dengan jelas sesuai dengan pokok bahasan (konteks) dan keadaan (situasi). Siswa harus peka terhadap lingkungan dan mampu mengungkapkannya dalam karangan. Tujuan khusus aspek menulis ialah agar siswa memiliki kegemaran menulis untuk meningkatkan pengetahuan dan memanfaatkannnya dalam kegiatan sehari-hari.
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas X, salah satu kompetensi dasar menulis yang harus dikuasai siswa adalah menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasi. Siswa dianggap mencapai kompetensi tersebut jika siswa mampu menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasi sesuai dengan kriteria penulisan paragraf persuasi yang baik.
Paragraf persuasi adalah salah satu jenis karangan atau tulisan yang bertujuan untuk memengaruhi pembaca. Oleh karena itu, sebuah tulisan persuasi memerlukan data sebagai penunjang. Data yang digunakan dalam tulisan atau karangan persuasi lebih baik berupa fakta. Dalam tulisan atau karangan persuasi biasanya menggunakan kalimat-kalimat yang sifatnya mengajak atau memengaruhi pembaca agar bersikap atau melakukan sesuatu (Oken, 2009: 1).
Ada berbagai macam paragraf persuasi yang diketahui. Salah satu macam paragraf persuasi adalah persuasi advertensi. Persuasi advertensi adalah paragraf persuasi yang digunakan dalam bidang periklanan. Lewat persuasi advertensi ini diharapkan pembaca atau pendengar menjadi kenal, senang, ingin memiliki, berusaha untuk memiliki barang atau memakai jasa yang ditawarkan. Oleh karena itu, advertensi diberi predikat jalur komunikasi antara pabrik dan penyalur, pemilik barang dan publik sebagai konsumen. Iklan beraneka ragam, ada yang sangat pendek, ada pula yang panjang. Persuasi advertensi yang baik adalah persuasi yang mampu dan berhasil merangsang konsumen membeli barang yang ditawarkan. Sebaliknya, persuasi advertensi itu tergolong sebagai persuasi yang kurang baik apabila tidak berhasil merangsang konsumen untuk membeli barang yang diiklankan.

Berdasarkan observasi dan pengamatan guru di kelas, siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotawaringin Lama mengalami kesulitan dalam menulis terutama menggunakan ejaan, pilihan kata, dan penyusunan kalimat yang efektif dengan komposisi menulis paragraf persuasif yang tepat. Kesulitan yang dialami siswa disebabkan beberapa hal, di antaranya (a) keterbatasan pengetahuan siswa tentang ejaan yang disempurnakan, (b) penjelasan guru tidak disertai contoh yang konkret, (c) guru lebih banyak ceramah dan jarang memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih kreatif (bertanya), (d) media/ alat pembelajaran kurang inovatif.
Berkaitan dengan hal tersebut, kegiatan pembelajaran tentang menulis paragraf persuasi memerlukan solusi yang tepat agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Sementara, masalah lain juga dapat mempengaruhi ketidakmampuan siswa memahami materi yaitu guru sebagai tenaga pengajar dalam kegiatan pembelajaran hanya menjelaskan materi dan memberi tugas sebagai evaluasi. Guru dalam kegiatan pembelajaran tersebut tidak menanamkan rasa ingin tahu, siswa benar-benar mengerti atau tidak mengenai materi yang disampaikan. Oleh karena itu, diperlukan model pembelajaran yang dapat mengatasi persoalan-persoalan yang ada. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah pair checks.
            Model pembelajaran yang dipilih dan dipergunakan dengan baik oleh guru dapat mendorong siswa untuk aktif mengikuti kegiatan belajar yang menyenangkan dan bermakna. Model pembelajaran yang digunakan sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. Pengajaran bahasa Indonesia tidak boleh hanya menekankan aspek kognitif yang lebih mementingkan tingkat pengetahuan. Pengajaran harus sampai pada tingkat aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Bertolak dari hal tersebut, siswa dilatih mengembangkan kemampuan pribadinya secara aktif, bukan hanya selalu menerima apa saja yang yang diberikan oleh guru.
Menurut Sanjaya (2007; 49), pembelajaran pair check adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang berpasangan (kelompok sebangku) yang bertujuan untuk mendalami atau melatih materi yang telah dipelajarinya. Salah satu keunggulan metode ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan, metode ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia. Melalui penataan serta penyediaan sumber belajar yang mendukung sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Menurut Suyatno (2009: 72) sintak dari pair check adalah sajian informasi
kompetensi, mendemontrasikan pengetahuan dan keterampilan prosedural, membimbing pelatihan-penerapan, pair check siswa berkelompok berpasangan sebangku, salah seorang menyajikan persoalan dan temannya mengerjakan, pengecekan kebenaran jawaban, bertukar peran, penyimpulan dan evaluasi, refleksi. Adapun kelebihan dari pembelajaran kooperatif tipe pair check adalah, a) meningkatkan kemandirian siswa, b) meningkatkan partisipasi siswa untuk menyumbangkan pemikiran karena merasa leluasa dalam mengungkapkan pendapatnya, c) membentuk kelompok lebih mudah dan lebih cepat, d) melatih kecepatan berpikir siswa.
Bekerja berpasangan merupakan salah satu model pembelajaran yang memungkinkan dapat menarik perhatian siswa. Model pembelajaran ini digunakan dalam pembelajaran agar masing-masing anggota kelompok dalam pasangan  mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lainnya. Salah satu model pembelajaran yang menggunakan media kelompok berpasangan  yaitu model pembelajaran pair checks.
Melalui kegiatan pembelajaran menulis paragraf persuasi advertensi dengan model pembelajaran pair checks ini diharapkan dapat membantu siswa untuk saling memberikan kontribusi terhadap penulisan paragraf persuasi advertensi dan melatih rasa sosial siswa, kerja sama serta ketelitian siswa.
Sehubungan dengan uraian-uraian di atas, penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pair Checks pada Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Advertensi Kelas X Semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama Tahun Pembelajaran 2015/2016 diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap usaha peningkatan mutu pembelajaran bahasa Indonesia dalam aspek menulis.
Alasan peneliti memilih SMA Negeri 1 Kurun sebagai lokasi atau tempat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.    SMA Negeri 1 Kotawaringin Lama merupakan salah satu sekolah favorit yang berada di Kabupaten Kotawaringin Barat.
2.    SMA Negeri 1 Kotawaringin Lama memiliki sarana dan prasarana belajar yang mendukung seperti perpustakaan, Wi-fi, dan Laboratorium.
3.    SMA Negeri 1 Kotawaringin Lama pada tahun pembelajaran 2014/2015 berhasil meluluskan siswanya sebanyak 95,25 %.
4.    SMA Negeri 1 Kotawaringin Lama memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam hal belajar-mengajar, sehingga siswanya aktif dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar.
5.    SMA Negeri 1 Kotawaringin Lama memiliki banyak prestasi di antaranya yang terakhir di dapat adalah juara I LCC empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara tingkat Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2015, juara umum pramuka tingkat kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2015 dan juara olimpiade matematika tingkat kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2016.

1.2  Identifikasi Masalah
Permasalahan yang sering dihadapi oleh siswa dalam memberikan materi pembelajaran mengenai menulis paragraf persuasi advertensi yaitu siswa kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran apalagi mengenai paragraf persuasi advertensi yang menuntut pemahaman mengenai kaidah kebahasaan yang memadai. Siswa cenderung malas untuk belajar mengenai paragraf persuasi advertensi yang dianggap sangat menyita pemikiran, melelahkan, membosankan, apalagi berkaitan dengan kaidah-kaidah kebahasaan yang baik dan benar sehingga terlebih dahulu memberikan asumsi dalam benak siswa bahwa menulis paragraf persuasi advertensi adalah pelajaran yang rumit dan membosankan.
Selain permasalahan di atas, yang dihadapi oleh siswa dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi advertensi adalah siswa merasa bahwa pembelajaran tersebut sebagai proses yang panjang dan membosankan. Oleh karena itu, dengan menerapkan model pembelajaran pair checks ini diharapkan dapat membantu memecahkan masalah terhadap kurangnya minat siswa terhadap kegiatan menulis paragraf persuasi advertensi.
Berdasarkan latar belakang penelitian yang sudah dikemukakan tersebut, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut.
1.    Rendahnya aktivitas siswa kelas X Semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama tahun pembelajaran 2015/2016  dalam kegiatan menulis paragraf persuasi advertensi.
2.    Rendahnya aktivitas guru kelas X Semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama tahun pembelajaran 2015/2016  dalam kegiatan pembelajaran menulis paragraf persuasi advertensi.
3.    Rendahnya hasil belajar siswa kelas X Semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama tahun pembelajaran 2015/2016 dalam kegiatan menulis paragraf persuasi advertensi .
4.    Keterbatasan pengetahuan siswa tentang ejaan yang disempurnakan.
5.    Penjelasan guru tidak disertai contoh yang konkret.
6.    Guru lebih banyak ceramah dan jarang memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih kreatif (bertanya),
7.     Media/ alat pembelajaran kurang inovatif.

1.3  Rumusan Masalah
Bertolak dari identifikasi masalah di atas, penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pair Checks pada Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Advertensi Kelas X Semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama Tahun Pembelajaran 2015/2016” ini, dirumuskan sebagai berikut.
1.   Bagaimana aktivitas siswa kelas X Semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama dalam kegiatan keterampilan menulis paragraf persuasi advertensi dengan model pembelajaran pair checks?
2.   Bagaimana aktivitas guru kelas X Semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama dalam kegiatan keterampilan menulis paragraf persuasi advertensi dengan model pembelajaran pair checks?
3.   Bagaimana hasil belajar siswa kelas X Semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama dalam kegiatan keterampilan menulis paragraf persuasi advertensi dengan model pembelajaran pair checks?

1.4  Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi agar pembahasan data penelitian tidak mengalami kekaburan atau penyimpangan. Pembatasan masalah penelitian diarahkan pada aktivitas siswa, aktivitas guru, dan hasil belajar siswa dalam keterampilan menulis paragraf persuasi advertensi dengan model pembelajaran  pair checks pada pembelajaran kelas X semester II tahun pembelajaran 2015/2016 SMAN 1 Kotawaringin Lama.

1.5  Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang penerapan model pembelajaran pair checks dalam keterampilan menulis paragraf persuasi advertensi pada kelas X semester II tahun pembelajaran 2015/2016 SMAN 1 Kotawaringin Lama.
Secara khusus penelitian ini dilakukan bertujuan sebagai berikut.
1.   Mendeskripsikan aktivitas siswa kelas X Semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama dalam kegiatan keterampilan menulis paragraf persuasi advertensi dengan model pembelajaran pair checks.
2.   Mendeskripsikan aktivitas guru kelas X Semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama dalam kegiatan pembelajaran keterampilan menulis paragraf persuasi advertensi dengan model pembelajaran pair checks.
3.   Mendeskripsikan hasil belajar siswa kelas X Semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama dalam kegiatan keterampilan menulis paragraf persuasi advertensi dengan model pembelajaran pair checks.

1.6  Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pair Checks pada Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Advertensi Kelas X Semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama Tahun Pembelajaran 2015/2016 ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, bagi guru dan bagi sekolah. Adapun lebih rinci manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.6.1   Manfaat untuk Siswa
    Manfaat untuk siswa adalah agar siswa memiliki kemampuan menulis paragraf persuasi advertensi dengan model pembelajaran pair checks, serta menambah wawasan siswa tentang bagaimana cara menulis paragraf persuasi advertensi yang baik. Menumbuhkan minat dan motivasi siswa tentang pemahaman mengenai paragraf persuasi advertensi.
1.6.2  Manfaat untuk Guru
Manfaat penelitian ini bagi guru adalah untuk memperoleh wawasan, pengetahuan, dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas serta meningkatkan hasil belajar siswa untuk menguasai pembelajaran menulis paragraf persuasi advertensi dengan model pembelajaran pair checks. Penelitian ini menjadi bahan pertimbangan untuk diterapkan di kelas nantinya.
1.6.3  Manfaat untuk Peneliti
Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai penerapan model pembelajaran pair checks sehingga dapat diaplikasikan di kemudian hari. Manfaat lainnya adalah penelitian ini bisa menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya.
1.6.4  Manfaat untuk Sekolah
Penelitian ini bermanfaat bagi sekolah untuk memperbaiki kekurangan dan menjadi bahan pertimbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah, serta dapat meningkatkan mutu pendidikan khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi advertensi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar