BAB
III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Arikunto
(2010: 185) menyatakan bahwa pendekatan adalah cara yang digunakan dalam
pengumpulan data atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian.
Sebabnya, tujuan penelitian merupakan harapan dalam setiap penelitian. Pendekatan penelitian merupakan
cara yang digunakan dalam pengumpulan data juga cara untuk mencapai tujuan
penelitian.
Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. Menurut Djojosuroto (2000: 2) pendekatan
kuantitatif menggunakan pengukuran dan
analisis yang dikuantitatifkan, dengan menggunakan analisis statistik dan model
matematik. Pendekatan ini digunakan dalam penerapan
model pembelajaran pair checks pada
pembelajaran menulis paragraf persuasi
advertensi pada siswa kelas x semester II SMAN 1
Kotawaringin Lama tahun
pembelajaran 2015/2016.
Metode penelitian adalah cara yang diatur dan digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif karena data-data yang digunakan berupa fakta berwujud
angka-angka atau data hasil tes yang digunakan untuk menganalisis data pembelajaran
pada bagian implikasi hasil penelitian. Data yang berupa angka tersebut adalah data aktivitas siswa dan guru,
serta hasil belajar siswa kelas X Semester II SMAN 1 Kotawaringin
Lama pada pembelajaran 2015/2016 menulis paragraf persuasi advertensi.
Data tersebut diperoleh melalui lembar observasi dan tes belajar siswa yang
telah disediakan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang
dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada,
yaitu keadaan gejala apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau
dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada
penelitian eksperiman
(Arikunto. 2010: 309).
Melalui pendekatan kuantitatif dan metode deskriptif dapat
diperoleh gambaran mengenai penerapan model pembelajaran pair checks pada pembelajaran menulis paragraf persuasi advertensi siswa kelas X semester II SMAN 1
Kotawaringin Lama tahun pembelajaran 2015/2016.
3.2 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah sebuah rencana, sebuah garis
besar tentang bagaimana peneliti akan memahami bentuk hubungan antara variabel
yang diteliti. Oleh karena itu, sebelum melaksanakan penelitian perlu adanya
rancangan penelitian, sehingga penelitian ini dapat terlaksana dan terarah.
Tahap penelitian ini diawali
instrumen, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
dan perangkat tes unjuk kerja, serta menyusun lembar observasi aktivitas siswa dan guru.
Tahap selanjutnya yaitu melaksanakan
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran pair checks yang
berpedoman pada rencana pelaksanaan pem- belajaran yang telah disusun.
Sebelum melaksanakan pembelajaran diadakan pretes untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam menulis paragraf persuasi advertensi, dari kegiatan ini
dapat diketahui seberapa besar pengetahuan dan kemampuan siswa tentang materi
yang berhubungan dengan menulis paragraf persuasi. Dalam proses belajar mengajar pada setiap akhir
pertemuan diadakan tes hasil belajar siswa.
Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengamati
aktivitas siswa dan guru dalam selama
proses pembelajaran sebagai upaya untuk mengetahui
kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan. Observasi atau pengamatan dilakukan oleh dua orang pengamat dengan
mengamati jalannya proses belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran
pair checks. Dari hasil observasi tersebut, data yang diperoleh kemudian
dianalisis untuk mengetahui aktivitas siswa dan aktivitas guru selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
Tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam
menulis paragraf persuasi advertensi setelah menerapkan model pembelajaran pair checks dengan memperhatikan waktu yang tersedia. Tes hasil belajar siswa dalam penelitian ini
berupa soal prates dan postes. Soal prates diberikan sebelum model pembelajaran
pair checks diterapkan. Sedangkan soal postes diberikan setelah model
pembelajaran dilaksanakan. Hasil tes tersebut kemudian dihitung dengan
menggunakan metode penelitian kuantitatif dan diinterpretasikan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi advertensi sebelum
dan sesudah model pembelajaran pair checks diterapkan.
3.3 Definisi
Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini diartikan
sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan. Variabel dalam
penelitian ini adalah model pembelajaran pair checks, aktivitas siswa, aktivitas
guru, dan hasil belajar siswa. Adapun definisi operasional variabel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Aktivitas
siswa kelas X semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama tahun pembelajaran 2015/2016 dalam kegiatan menulis
paragraf persuasi advertensi dengan model pembelajaran pair checks?
2. Aktivitas guru kelas X semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama dalam kegiatan menulis paragraf persuasi advertensi
dengan model pembelajaran pair
checks?
3. Hasil belajar siswa kelas X semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama dalam kegiatan menulis paragraf persuasi advertensi
dengan model pembelajaran pair
checks?
3.4
Populasi dan Sampel
3.4.1
Populasi
Populasi
adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua
elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan
penelitian populasi (Arikunto, 2010: 173).
Hal ini sejalan dengan pendapat Margono (2010:118) yang menyatakan bahwa
populasi adalah seluruh data yang menjadi pusat perhatian penelitian dalam
suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Jadi, populasi berhubungan
dengan data, bukan manusianya. Kalau setiap manusia memberikan suatu data, maka
banyaknya atau ukuran populasi akan sama dengan banyaknya manusia.
Berhubungan dengan
penelitian ini, populasi subjek adalah siswa kelas X semester II SMAN 1 Kotawaringin
Lama tahun Pembelajaran 2015/2016 terdiri dari 4 kelas berjumlah 104 siswa, masing-masing
kelas berjumlah 25-28 orang
Tabel 2
Sebaran Populasi
Kelas
|
Siswa
Laki-laki
|
Siswa
Perempuan
|
Jumlah
|
X-1
X-2
X-3
X-4
|
10
7
9
9
|
16
18
16
19
|
26
25
25
28
|
JUMLAH
|
35
|
69
|
104
|
Sumber: Bagian tata usaha SMA Negeri 1 Kotawaringin Lama, Januari 2016
3.4.2 Sampel
Menurut Arikunto
(2010:179) sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Masalah sampel dalam suatu
penelitian timbul disebabkan hal berikut ini.
1. Penelitian
bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah
populasi, sehingga sebagian saja dari populasi.
2. Penelitian
bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil kepenelitiannya, dalam arti
mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada objek, gejala, atau kejadian yang lebih
luas.
Berpedoman dengan
pengertian di atas, teknik yang digunakan untuk
menentukan sampel dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Pengambilan
sampel dengan teknik cluster random
sampling dilakukan dengan cara undian
kelas sebagai berikut.
1.
Mengikutsertakan kelas
X yang terdiri atas empat kelas.
2.
Nama kelas ditulis pada
potongan kertas kecil, kemudian digulung.
3.
Semua gulungan kertas
tersebut diletakkan dalam kotak kemudian diundi.
4.
Kelas yang keluar
ketika diundi adalah kelas X2
yang akan dijadikan sampel.
3.5 Data Penelitian
3.5.1 Data
Menurut Arikunto (2010: 91), data
ialah hasil pencatatan penelitian yang berupa fakta, sehingga dapat dijadikan
bahan untuk menyusun suatu informasi. Fakta-fakta yang diperlukan dalam
penelitian adalah fakta yang dapat dipertanggungjawab- kan keabsahannya. Kaitannya dengan penelitian, data yang diperoleh ialah data yang
berkaitan dengan tujuan penelitian.
Berdasarkan dengan
tujuan penelitian, maka data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data kuantitatif yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka yang
diperoleh dari aktivitas siswa,
aktivitas guru dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran.
Data dalam penelitian
ini terdiri dari dua data. Data
penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari objek penelitian
secara lagsung yaitu (1) Nilai atau angka yang menunjukkan aktivitas siswa kelas X Semester II SMAN 1 Kotawaringin Lama tahun
pembelajaran 2015/2016 dalam kegiatan menulis paragraf persuasi advertensi dengan model
pembelajaran pair checks. (2)Nilai atau angka yang
menunjukkan aktivitas guru kelas X semester II SMAN 1
Kotawaringin Lama tahun pembelajaran 2015/2016 dalam kegiatan pembelajaran
menulis paragraf persuasi advertensi dengan menerapkan
model pembelajaran pair checks. (2) Nilai atau angka
yang menunjukkan hasil belajar siswa kelas X semester II
SMAN 1 Kotawaringin Lama tahun pembelajaran 2015/2016 dalam kegiatan menulis paragraf persuasi advertensi dengan model
pembelajaran pair checks.
Data
sekunder diperoleh dari tidak langsung dari objek melainkan diperoleh dari
pihak lain yaitu berupa (1) hasil observasi (2) dokumentasi (3) studi literatur
yang dilakukan terhadap banyak buku dan (4) catatan yang berhubungan dengan
penelitian serta (5) referensi yang diperoleh dari internet.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen adalah suatu alat
atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Dalam arti lebih cermat,
lengkap, sistematis, sehingga mudah diolah (Arikunto, 2010: 151).
3.6.1 Jenis Instrumen
Pada umumnya
penelitian akan berhasil apabila banyak instrumen, sebab data yang diperlukan
untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) diperoleh melalui instrumen.
Instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat
sedemikian rupa sehingga menghasilkan data yang empiris sebagai mana adanya.
Data yang salah atau tidak menggambarkan data empiris bisa menyesatkan
peneliti, sehingga kesimpulan penelitian yang ditarik/dibuat peneliti bisa keliru
(Margono, 2010: 155).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar
aktivitas siswa, lembar aktivitas guru selama kegiatan belajar-mengajar dan
hasil belajar siswa ketika mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi advertensi.
3.6.1.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
Lembar pengamatan aktivitas dirancang untuk mengumpulkan
data mengenai aktivitas siswa selama proses belajar berlangsung. Instrumen
diisi oleh dua orang pengamat, yaitu satu orang guru Bahasa Indonesia dan satu
orang mahasiswa Universitas Palangkaraya yang sudah menempuh PPL II dan sedang
menyusun tugas akhir. Mereka duduk di kelas dan mengamati seluruh kegiatan
pembelajaran dari awal sampai akhir dan melingkari salah satu item yang
tersedia pada lembar observasi.
3.6.1.2
Lembar Pengamatan Aktivitas Guru
Lembar pengamatan aktivitas guru ini berisi tentang
penilaian terhadap kemampuan guru dalam mengaplikasikan langkah-langkah
pembelajaran dan model pembelajaran pair checks. Instrumen
diisi oleh dua orang pengamat, yaitu satu orang guru Bahasa Indonesia dan satu
orang mahasiswa Universitas Palangkaraya yang sudah menempuh PPL II dan sedang
menyusun tugas akhir. Mereka duduk di kelas dan mengamati seluruh kegiatan
pembelajaran dari awal sampai akhir dan
melingkari salah satu item yang tersedia pada
lembar observasi.
3.6.1.3
Tes Hasil Belajar
Tes dibuat untuk
mengukur kemampuan kognitif siswa, instrumen yang digunakan untuk mengetahui
hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran pair checks. Instrumen
tersebut berupa tes unjuk kerja.
Tes hasil
belajar diselenggarakan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh suatu
bentuk pengajaran bahasa. Hasil belajar yang dicoba, diungkap melalui tes hasil
belajar dengan mengacu pada hasil pengajaran secara keseluruhan pada akhir
penyelenggaraan, atau sebagian saja daripadanya. Sebagai tes yang
menitikberatkan perhatiannya pada hasil yang telah dicapai oleh suatu bentuk
pengajaran. Tes hasil belajar memiliki kaitan yang erat dengan apa yang telah
diajarkan. Kaitan ini terutama dalam hal isi tes harus secara jelas
mencerminkan isi pengajaran yang secara nyata telah diselenggarakan.
3.6.2 Validitas Instrumen
Arikunto (2010: 211), validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan
sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas
tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas
rendah. Butir soal tes akhir dalam penelitian ini divalidasi melalui validitas
isi. Validitas isi menuntut adanya kesesuaian isi antara kemampuan yang ingin
diukur dan tes yang digunakan untuk mengukurnya. Kesesuaian isi tercermin pada
jenis kemampuan yang dituntut untuk mengerjakan tes, dibandingkan dengan jenis
kemampuan yang dijadikan sasaran pengukuran (Djiwandono, 1996: 92).
Perlu diingat tuntutan kesesuaian
cakupan bahan ini tidak pernah dapat dipenuhi dengan begitu saja memasukkan
seluruh bahan pengajaran ke dalam tes, karena untuk itu diperlukan suatu bentuk
tes yang sangat panjang. Dalam hal ini, kesesuaian cakupan bahan hanya dapat
diupayakan melalui sampel dari seluruh bahan yang seharusnya dicakup, atau yang
telah dicakup, dalam pengajaran yang diselenggarakan.
Objek yang hendak diukur dan akan diungkap oleh tes haruslah
dibatasi terlebih dahulu kawasan perilakunya secara seksama dan konkret. Batasan-batasan
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Materi
a. Rumusan
butir tes sesuai dengan indikator.
b. Batasan
jawaban yang dituju sudah jelas.
c. Isi
materi yang akan ditayangkan sesuai dengan tujuan pengukuran.
d. Isi
materi yang akan ditayangkan sesuai dengan kurikulum.
2. Konstruksi
a. Rumusan
butir tes sudah menggunakan kata tanya/perintah yang menuntut jawaban/uraian
singkat.
b. Rumusan
butir tes tidak menimbulkan penafsiran ganda.
3. Bahasa
a. Rumusan
butir tes sudah menggunakan bahasa yang sederhana sehingga komunikatif.
b. Rumusan
butir tes tidak menimbulkan salah pengertian.
c. Butir
tes menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
Berdasarkan
batasan-batasan tersebut, penilai dapat menyatakan valid atau tidaknya suatu
soal. Butir tes divalidasi oleh tiga orang validator, yaitu dua orang Dosen
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Palangkaraya,
dan satu orang guru bidang studi bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Kotawaringin Lama.
Apabila dua orang menyatakan valid pada suatu soal, maka soal tes tersebut
dikatakan valid.
3.6.2.1 Reliabilitas Instrumen
Sebuah tes
dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil tetap dan ajeg,
artinya jika digunakan pada sejumlah subjek yang sama pada lain waktu hasilnya
akan relatif tetap. Berhubungan dengan tes yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes berbentuk esai, maka perhitungan kadar yang reliabilitas menggunakan
rumus Alpa Cronbach (Nurgiyantoro, 2010:171) berikut.
r =
Keterangan:
r :
Reliabilitas Instrumen
k :
Jumlah butir soal
: Jumlah varian butir soal
St2 :
Variasi total (untuk seluruh butir tes)
Klasifikasi reliabilitas menurut
Djiwandono (1996: 154) adalah sebagai berikut.
Amat tinggi antara 0,90 sampai 1,00
Tinggi antara 0,70 sampai 0,89
Sedang antara 0,50 sampai 0,69
Rendah antara 0,30 sampai 0,49
Amat rendah kurang 0,30
=
=
=
Berdasarkan perhitungan tersebut, reliabilitas instrumen
penelitian diperoleh 0,79 dengan klasifikasi tinggi.
3.7
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data
tentang aktivitas siswa dan guru serta hasil kegiatan belajar dengan menerapkan
model pembelajaran pair checks dalam
pembelajaran menulis paragraf persuasi advertensi kelas X semester II tahun
pembelajaran 2015/2016 SMAN 1 Kotawaringin Lama. Data mengenai aktivitas siswa
dan guru dikumpulkan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Data mengenai
hasil belajar siswa dikumpulkan melalui tes.
Tes
Tes
dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam menulis paragraf persuasi advertensi setelah menerapkan model pembelajaran pair checks dengan memperhatikan alokasi waktu yang tersedia. Tes
juga bertujuan untuk mengetahui apakah siswa memahami materi dengan menerapkan
model pembelajaran pair checks
Observasi
Observasi
atau pengamatan dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru dalam proses
pembelajaran. Secara garis besar yang dilakukan dalam observasi adalah
aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung (lampiran).
Aktivitas guru dalam mengaplikasikan langkah-langkah pengajaran dengan model
pembelajaran pair checks.
3.8 Teknik Analisis Data
Penelitian
ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Teknik analisis data
kuantitaf digunakan untuk menganalisis data berupa angka-angka yang merupakan
nilai yang diperoleh dari hasil
observasi aktivitas siswa dan guru serta tes hasil belajar siswa
selama kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran
pembelajaran pair check.
Analisis
data hasil belajar dalam pembelajaran menulis persuasi advertensi dengan model
pembelajaran pair checks menggunakan KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Setelah data tersebut terkumpul, maka perlu
dilakukan analisis data. Analisis data ini dilakukan menggunakan teknik analisis
kuantitatif untuk menjelaskan tingkat keberhasilan siswa dalam menulis persuasi advertensi berdasarkan
hasil tes yang dilakukan. Jenis analisis kuantitatif mengacu kepada Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria ini ditetapkan berdasarkan tiga komponen,
yaitu kompleksitas (kesukaran dan kerumitan), daya dukung dan intake (kemampuan
akademis siswa). Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tersebut diperoleh dengan
berpedoman kepada hal sebagai berikut.
1. Kompleksitas : Tinggi
= 50-64
Sedang
= 65-80
Rendah
= 81-100
2. Daya dukung : Tinggi =
81-100
Sedang
= 65-80
Rendah
= 50-64
3. Intake :
Tinggi =
81-100
Sedang
= 65-80
Rendah
= 50-64
Berdasarkan penetapan kriteria di atas, dibuat rumusan KKM
sebagai berikut.
Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka KKM
yang dicapai adalah sebagai berikut.
Tabel 3
Kriteria Ketuntasan
Minimal
Kompetensi
Dasar/Indikator
|
Kriteria
Ketuntasan Minimal
|
|||
Kompleksitas
|
Daya Dukung
|
Intake
|
Nilai KKM
|
|
Menulis
paragraf persuasi
1. Merangkai kerangka paragraf persuasi yang
sesuai dengan aspek kerangka paragraf persuasi
2. Menyusun kembali kerangka paragraf yang telah
dirangkai menjadi paragraf persuasi advertensi yang sesuai dengan aspek kerangka paragraf persuasi
|
73
73
|
76
76
|
76
76
|
Data yang
diperoleh dari hasil belajar siswa dengan kriteria ketercapaian sebagai
berikut.
Indikator I Indikator II
Sangat tuntas : 90-100 Sangat
tuntas : 90-100
Tuntas :
75-89 Tuntas : 75-89
Tidak tuntas : 0-74 Tidak
tuntas : 0-74
a.
Aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi advertensi dengan menggunakan model pembelajaran
pair checks
Analisis aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran
menulis persuasi advertensi dengan menggunakan model pembelajaran Pair
Checks, dengan
menggunakan rumus Santyasa (2000: 19).
Keterangan
R : persentase aktivitas
tercapai
P : jumlah aktivitas
masing-masing bagian tersedia
F : jumlah seluruh
aktivitas
Hasil persentase aktivitas tersebut
kemudian ditafsirkan menggunakan kriteria penafsiran data sesuai kriteria
seperti di bawah ini.
Tabel 4
Tafsiran Persentase
Aktivitas Siswa dan Guru
Skor
|
Tafsiran
|
0-24
25-74
75-89
90-100
|
Sangat tidak baik
Tidak baik
Baik
Sangat baik
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar