Translate

Minggu, 12 Juli 2015

Analisis watak tokoh Kepala dalam Naskah BOR karya Putu Wijaya



1. Analisis watak tokoh Kepala dalam Naskah Bor
      Watak “Kepala” adalah Angkuh dan cerdik dalam menutupi masalahnya.. Selain itu, “Kepala” juga seorang koruptor, yaitu pemimpin yang suka menyuap orang dengan uang-uangnya yang banyak.

Watak angkuh Kepala terlihat dalam beberapa kutipan berikut.
PENGIKUT
Komputer yang kita beli itu mungkin agak bodoh. Masak setiap kali ditanya dia mau bunuh orang.
KEPALA
Ssstt! Ini resiko kalau kita mau maju. Seluruh sistim harus dipenuhi. Barang itu kita beli mahal. ongkos operasionalnya lebih mahal lagi, kalau tidak dimanfaatkan cepat,  mubazir.
PENGIKUT
Masih berapa lagi yang harus dibunuh supaya bisa klar ?
KEPALA
Siapa bilang dibunuh, ini syarat. Sabar.  Setiap perjuangan memerlukan pengorbanan.
Ingat kemerdekaan kita bukan diberikan sebagai hadiah, tetapi
( berbisik lagi )
Watak cerdik dalam menutupi masalahnya Kepala terlihat dalam beberapa kutipan berikut.
PENGIKUT
Itu dia sudah selesai berpikir !
KOMPUTER ITU BERHENTI.

KEPALA
Baik. Kita akan segera tahu siapa yang harus disingkirkan demi kemajuan bersama. Ingat, tidak seorang pun di antara kita yang sudah mengarahkan keputusan ini, kita hanya memberikan data data. Apa pun, siapa pun yang dipilih, itu keputusan yang sudah   diperhitungkan masak-masak.
DALANG
( membunyikan ketukan )
Ayo siapa, jangan mengulur ulur waktu.
Kepala yang menyuap terlihat dalam beberapa kutipan berikut.
KEPALA MEMEBANTAH TAPI WARTAWAN MENCOBA MENARIK AGAK JAUH DAN
KEMBALI MENERANGKAN DENGAN LEBIH JELAS. KEPALA KEMUDIAN MULAI
MENGERTI. MEREKA SALAMAN. WARTAWAN LANGSUNG MEMASANG HELM DI KEPALA SANG KEPALA.

KEPALA
Baik.  Laksanakan !
( pengikut diam-diam saja  sementara kepala mulai mengeluarkan amplop berisi uang)
Ya,  laksanakan saja !
( pengikut masih bengong )
WARTAWAN
Habis waktunya kalau begini. Ayo dibantu dikit biar cepetan. Kalau diikutin nggak jalan-jalan ini.



2. Koherensi Tokoh
Uraian dari koherensi tokoh dengan cerita, yaitu “Kepala” berdialog dengan “Pengikut” dan “Dalang”, di mana tokoh “Kepala” menjelaskan strategi liciknya supaya si “Kepala” tidak di bunuh para “Pengikut” dan para “Wartawan”.
PENGIKUT
Itu dia sudah selesai berpikir !
KOMPUTER ITU BERHENTI.
KEPALA
Baik. Kita akan segera tahu siapa yang harus disingkirkan demi kemajuan bersama. Ingat, tidak seorang pun di antara kita yang sudah mengarahkan keputusan ini, kita hanya memberikan data data. Apa pun, siapa pun yang dipilih, itu keputusan yang sudah   diperhitungkan masak-masak.
DALANG
( membunyikan ketukan )
Ayo siapa, jangan mengulur ulur waktu.
KEPALA
Baik.
Rencana “Kepala” ini berpengaruh besar dalam koherensi cerita dalam naskah Bor  karya Putu Wijaya. Fungsi “Kepala” di sini  adalah tokoh utama sebagai pemimpin yang senang menyuap orang untuk menuruti rencana liciknya yang tidak ingin dibunuh sebab komputer membuka semua kejahatan si “Kepala”. Tokoh “Kepala” pun berpikir keras supaya ia tidak dibunuh, maka muncul ide untuk menyuap semua orang agar berlaku baik dan tidak membunuhnya, buktinya terdapat dalam  dialog berikut.
PENGIKUT
Itu dia sudah selesai berpikir !
KOMPUTER ITU BERHENTI.
KEPALA
Baik. Kita akan segera tahu siapa yang harus disingkirkan demi kemajuan bersama. Ingat, tidak seorang pun di antara kita yang sudah mengarahkan keputusan ini, kita hanya memberikan data data. Apa pun, siapa pun yang dipilih, itu keputusan yang sudah   diperhitungkan masak-masak.
Pada dialog lainnya juga terdapat yang membuktikan “Kepala” setelah berpikir keras ia mulai menyuap dengan uang-uangnya agar tidak dibunuh.
 KEPALA MEMEBANTAH TAPI WARTAWAN MENCOBA MENARIK AGAK JAUH DAN
KEMBALI MENERANGKAN DENGAN LEBIH JELAS. KEPALA KEMUDIAN MULAI
MENGERTI. MEREKA SALAMAN. WARTAWAN LANGSUNG MEMASANG HELM DI KEPALA SANG KEPALA.

KEPALA
Baik.  Laksanakan !
( pengikut diam-diam saja  sementara kepala mulai mengeluarkan amplop berisi uang)
Ya,  laksanakan saja !
( pengikut masih bengong )
WARTAWAN
Habis waktunya kalau begini. Ayo dibantu dikit biar cepetan. Kalau diikutin nggak jalan-jalan ini.
Jadi, tokoh “Kepala” dalam naskah Bor  karya Putu Wijaya ini sangat berperan penting dan berpengaruh besar, karena tokoh “Kepala” ini merupakan sumber masalah  di dalam naskah Bor   dengan menyuap orang-orang agar tidak dibunuh. Tindakan “Kepala” ini menjadi malapetaka bagi dirinya sendiri dan menjadi bulan-bulanan orang-orang karena  ada sebagian wartawan yang tidak bisa di sogok yang kemudian mengadilinya.

logo Naskah BOR karya Putu Wijaya
 
versi Teater Tunas 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar