1. Analisis
watak tokoh Kepala dalam Naskah Bor
Watak “Kepala” adalah Angkuh dan cerdik
dalam menutupi masalahnya.. Selain itu, “Kepala” juga seorang koruptor, yaitu pemimpin
yang suka menyuap orang dengan uang-uangnya yang banyak.
Watak angkuh Kepala
terlihat dalam beberapa kutipan berikut.
PENGIKUT
Komputer
yang kita beli itu mungkin agak bodoh. Masak setiap kali ditanya dia mau bunuh
orang.
KEPALA
Ssstt!
Ini resiko kalau kita mau maju. Seluruh sistim harus dipenuhi. Barang itu kita
beli mahal. ongkos operasionalnya lebih mahal lagi, kalau tidak dimanfaatkan
cepat, mubazir.
PENGIKUT
Masih
berapa lagi yang harus dibunuh supaya bisa klar ?
KEPALA
Siapa
bilang dibunuh, ini syarat. Sabar.
Setiap perjuangan memerlukan pengorbanan.
Ingat
kemerdekaan kita bukan diberikan sebagai hadiah, tetapi
(
berbisik lagi )
Watak cerdik dalam menutupi
masalahnya Kepala terlihat
dalam beberapa kutipan berikut.
PENGIKUT
Itu
dia sudah selesai berpikir !
KOMPUTER ITU BERHENTI.
KEPALA
Baik.
Kita akan segera tahu siapa yang harus disingkirkan demi kemajuan bersama.
Ingat, tidak seorang pun di antara kita yang sudah mengarahkan keputusan ini,
kita hanya memberikan data data. Apa pun, siapa pun yang dipilih, itu keputusan
yang sudah diperhitungkan masak-masak.
DALANG
(
membunyikan ketukan )
Ayo
siapa, jangan mengulur ulur waktu.
Kepala yang menyuap
terlihat dalam beberapa kutipan berikut.
KEPALA
MEMEBANTAH TAPI WARTAWAN MENCOBA MENARIK AGAK JAUH DAN
KEMBALI
MENERANGKAN DENGAN LEBIH JELAS. KEPALA KEMUDIAN MULAI
MENGERTI.
MEREKA SALAMAN. WARTAWAN LANGSUNG MEMASANG HELM DI KEPALA SANG KEPALA.
KEPALA
Baik. Laksanakan !
(
pengikut diam-diam saja sementara kepala
mulai mengeluarkan amplop berisi uang)
Ya, laksanakan saja !
(
pengikut masih bengong )
WARTAWAN
Habis
waktunya kalau begini. Ayo dibantu dikit biar cepetan. Kalau diikutin nggak
jalan-jalan ini.
2. Koherensi Tokoh
Uraian dari koherensi tokoh dengan cerita,
yaitu “Kepala” berdialog dengan “Pengikut” dan
“Dalang”,
di mana tokoh “Kepala” menjelaskan strategi liciknya supaya si
“Kepala” tidak di bunuh para “Pengikut” dan para “Wartawan”.
PENGIKUT
Itu
dia sudah selesai berpikir !
KOMPUTER
ITU BERHENTI.
KEPALA
Baik.
Kita akan segera tahu siapa yang harus disingkirkan demi kemajuan bersama.
Ingat, tidak seorang pun di antara kita yang sudah mengarahkan keputusan ini,
kita hanya memberikan data data. Apa pun, siapa pun yang dipilih, itu keputusan
yang sudah diperhitungkan masak-masak.
DALANG
(
membunyikan ketukan )
Ayo
siapa, jangan mengulur ulur waktu.
KEPALA
Baik.
Rencana
“Kepala” ini
berpengaruh besar dalam koherensi cerita dalam naskah Bor karya Putu Wijaya. Fungsi “Kepala” di sini adalah tokoh utama sebagai pemimpin yang senang
menyuap orang untuk
menuruti
rencana liciknya yang tidak ingin dibunuh sebab komputer membuka semua
kejahatan si “Kepala”. Tokoh “Kepala” pun berpikir keras supaya ia tidak dibunuh, maka muncul ide untuk menyuap semua
orang agar berlaku baik dan tidak membunuhnya, buktinya terdapat dalam dialog berikut.
PENGIKUT
Itu
dia sudah selesai berpikir !
KOMPUTER
ITU BERHENTI.
KEPALA
Baik.
Kita akan segera tahu siapa yang harus disingkirkan demi kemajuan bersama.
Ingat, tidak seorang pun di antara kita yang sudah mengarahkan keputusan ini,
kita hanya memberikan data data. Apa pun, siapa pun yang dipilih, itu keputusan
yang sudah diperhitungkan masak-masak.
Pada dialog
lainnya juga terdapat yang membuktikan “Kepala” setelah berpikir keras ia mulai
menyuap dengan uang-uangnya agar tidak dibunuh.
KEPALA MEMEBANTAH TAPI WARTAWAN MENCOBA
MENARIK AGAK JAUH DAN
KEMBALI
MENERANGKAN DENGAN LEBIH JELAS. KEPALA KEMUDIAN MULAI
MENGERTI.
MEREKA SALAMAN. WARTAWAN LANGSUNG MEMASANG HELM DI KEPALA SANG KEPALA.
KEPALA
Baik. Laksanakan !
(
pengikut diam-diam saja sementara kepala
mulai mengeluarkan amplop berisi uang)
Ya, laksanakan saja !
(
pengikut masih bengong )
WARTAWAN
Habis
waktunya kalau begini. Ayo dibantu dikit biar cepetan. Kalau diikutin nggak
jalan-jalan ini.
Jadi, tokoh “Kepala” dalam naskah Bor karya Putu Wijaya ini sangat berperan
penting dan berpengaruh besar, karena tokoh “Kepala” ini merupakan sumber masalah di dalam naskah Bor dengan menyuap
orang-orang agar tidak dibunuh. Tindakan “Kepala” ini menjadi malapetaka bagi
dirinya sendiri dan menjadi bulan-bulanan orang-orang karena ada sebagian wartawan yang tidak bisa di sogok
yang kemudian mengadilinya.
logo Naskah BOR karya Putu Wijaya
versi Teater Tunas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar