TUGAS
KAJIAN
PROSA
Nama:
Ahmat Nafarin
Nim:
AAB 112035
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN
BAHASA DAN SENI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PALANGKARAYA
1. Nilai Agresivitas
Nilai
Agresivitas dalam novel Burung-burung
Manyar karya YB. Mangunwijaya adalah ketika mendengar suara Vearbrunggen.
Tindakan itu termasuk agresivitas karena terlebih dahulu melakukan sesuatu
sebelum orang lain. Nilai agresivitas tersebut dapat dibuktikan seperti kutipan
berikut.
Kudengar suaraVearbruggen: "mari." Dan aku diseret olehnya. Terhuyung-huyung aku diterkam oleh tangan-tangan besi sedadu-serdadu dan direbahkan dalam, veldbed. Mataku seperti jaring tekstil. Cuma dapat memandang ke plafond seng-berpola garis .arang yang catnya sudah rontok itu. Sepuluh menit? Setengah jam? Aku tidak tahu. Aku hanya melihat
sosok tubuh besar kekar si
mayoor itu di samping veldbedku dan yang memandangku dari atas. Mengenkan bajingan besar itu kalau dilihat dari bawah. Seperti
setiap saat ia tinggal mengangkat kakinya satu sin jlog, sepatu itu menjebol perutku. Tetapi ia hanya
bertanya: “Nah, ada apa?”
(Burung-burung Manyar,
2010:94)
Kutipan di
atas membuktiksn bahwa tokoh Aku dalam
novel Burung-burung Manyar karya YB.
Mangunwijaya sangat agresif karena terlebih dahulu mengetahui sesuatu sebelum
orang lain.
2. Nilai Nasionalisme
Nilai
nasionalisme dalam novel Burung-burung
Manyar karya YB. Mangunwijaya adalah saat ungkapan tokoh Aku yang
memaparkan dimana tanah airnya dan pengakuannya yang membela musuh. Nilai
nasionalisme tersebut dapat dibuktikan dengan kutipan berikut.
Tanah-air ada di sana, di mana ada
cinta dan kedekatan hati, di mana tidak ada
manusia menginjak manusia lain. Siapa dulu yang omong begitu? Lupaaku. Ah, si sersan mayor MP di kerkop itu. Memang
aku tidak punya tanah-air, karena
aku biasanya ikut dengan pihak,
penyerang. Dulu sebagai koboi Spoor,
sekarang sebagai kacung Board of Directors lihay yang tahu, yang
sungguh tahu bahwa model perhitungan
komputer itu terselipi (atau diselipi?) kesalahan yang merugikan Negara ini dengan sekian milyar dolar per tahun. Kami yang tak kenal
dimensi kemanusiawian, yang dingin,
berjiwa robot, apa lagi. Tetapi sayalah yang sekarang memegang kunci informasi rahasia pengurasan negeri
ini. Benar, memang sudah kuduga, kopi restoran ini enak.
Cukup memberi kafein sedikit.untuk nanti. Aku harus segar. Ini bukan trip bisnis atau
perjalanan ke resepsi perkawinan. Ini
ziarah.
(Burung-burung Manyar,
2010:227)
Dari kutipan di atas maka yang terdapat
pada tokoh Aku dalam
novel Burung-burung Manyar karya YB.
Mangunwijaya tidak memiliki
nilai nasionalisme karena ia mendukung pihak musuh seperti yang di ucapkan pada
kutupan di atas.
3. Nilai Cinta
Nilai
cinta
dalam novel Burung-burung Manyar
karya YB. Mangunwijaya adalah ketika Teto pulang dan isteri dan anak bahagia.
Nilai cinta tersebut dapat dibuktikan dengan kutipan sebagai berikut.
"Kami tahu. Kami memahami semua Teto. Kini yang pentiag, kau sudah ada di tengah kami lagi dan Atik bahagia. Suaminya juga sudah tahu semuanya."
Ya,. begitulah pikirku, scoring ibu hanya melihat kebahagiaan anaknya, tetapi wanita tidak mudah melihat jauh soal-soal konsekwensi rumit
yang mengiringinya. Semua naluri induk begitu.
(Burung-burung Manyar,
2010:272)
Nilai cinta yang dapat diambil dalam
novel Burung-burung Manyar karya YB.
Mangunwijaya adalah kecintaan
Teto kepada keluarganya, kepada anaknya yang sedih ketika ditinggalnya.
Nalurinya sebagai orang tua tidak tega meninnggalkan anaknya karena
kecintaannya tersebut.
4. Nilai Moral
Nilai
moral
dalam novel Burung-burung
Manyar karya YB. Mangunwijaya adalah saat pikiran mereka
yang sudah tidak ambil pusing. Nilai moral tersebut dapat dibuktikan dalam
kutipan di bawah ini.
Mereka pun sudah tidak ambil pusing
apakah aku berhasil sampai di Magelang ataukah terkena,
jebakan gerilya di tengah jalan.Tambah
mayat seorang kapten KNIL bukan soal. Bahkan dapat mengurangi persoalan dunia. Dalam saat perang normal, kematian seorang
komandan kompi diartikan rugi. Dalam waktu tentara menunggu sekaratnya, setiap perwira yang tertembak bisa menguntungkan keseluruhan. Upacara penguburannya cukup dibayar
dengan tembakan salvo peleton, yang memang sudah mengharapkan beban peluni mereka
semoga dikurangi.
(Burung-burung Manyar,
2010:145)
Kutipan di atas membuktikan bahwa nilai
moral para tentara dalam novel Burung-burung Manyar
adalah tidak ambil pusing. Nilai moral para tentara ini hanya
berpikir pendek dan melupakannya sekejap saja.
5. Nilai Tanggung Jawab
Nilai
tanggung jawab dalam novel Burung-burung
Manyar karya YB. Mangunwijaya adalah saat Pak Dukuh berjanji permasalahnya dibawa ke kelurahan. Nilai tanggung jawab tersebut
dapat dibuktikan dalam kutipan di bawah ini.
Tetapi Pak Dukuh mengatakan, bahwa-memang itu merepotkan, tetapi bagaimana 1agi, itu sudah konsekuensi jaman pembangunan. Tiba-tiba suara serak yang
kehilangan kerbau tadi memohon,
apa rnemang betul tidak ada jalan keluar agar ia
diberi kemurahan. Akhirnya sesudah
melingkar-lingkar Pak Dukuh berjanji, masalah ini akan ia ajukan ke.pihak kelurahan.Terserah beliau nanti bagaimana, kebijaksanaan rnana yang perlu diambil. Sekali lagi Pak Dukuh menegaskan, bahwa semua itu bukan bermaksud menambah kesedihan seorang kawan sedesa
yang dirundung malang kerbaunya bilang, tetapi hanya dan melulu demi ketaatan kepada pemerintah.
Sebab menurut.pemerintah, sudah terlalu banyak kerbau dan kambing hilang. Maka perlu diadakan tindakan untuk menanggulang peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan, itu, yang memberi kesan,
seolah-olah negara kita ini
liberal dan hanya
penuh kekacauan saja. Maka perlulah semua itu ditertibkan, dan setiap orang harus
ikut bertanggung-jawab.
(Burung-burung Manyar,
2010:241)
Kutipan
di atas membuktikan Pak Dukuh dalam
novel Burung-burung Manyar karya YB.
Mangunwijaya memiliki nilai tanggung jawab karena ia bertanggung jawab atas
semua masalah itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar